1. Untuk
mengetahui apa itu Organisme Pengganggu Tanaman.
2. Untuk
mengetahui berbagai Organisme Pengganggu Tanaman.
3. Untuk
mengenal dan mempelajari morfologi Organisme Pengganggu Tanaman.
4. Untuk
mengetahui jenis-jenis Organisme Pengganggu Tanaman.
B.
DASAR TEORI
OPT (Organisme
Pengganggu Tumbuhan) merupakan istilah “formal/hukum
nasional” yang digunakan oleh Pemerintah berdasarkan UU No. 12/1992 tentang
Sistem Budidaya Tanaman dan PP 6/1995 tentang Perlindungan Tanaman. Menurut UU
tersebut: “OPT adalah semua organisme
yang dapat merusak, mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian tumbuhan”.
Digunakannya istilah OPT untuk mencakup semua kelompok pengganggu tumbuhan
termasuk HAMA, PENYAKIT dan GULMA. Tiga kelompok pengganggu tumbuhan ini yang
pengendalian atau pengelolaannya dicakup dalam bidang PERLINDUNGAN TANAMAN.
Namun harap diperhatikan bahwa definisi OPT menurut UU ada perbedaannya dengan
pengertian Hama Tanaman dan Penyakit Tumbuhan yang sudah dijelaskan di depan.
Teman-teman Fitopatologi banyak yang tidak sependapat dengan istilah OPT.
a. Hama
Hama
merupakan suatu organisme yang mengganggu tanaman,merusak tanaman dan
menimbulkan kerugian secara ekonomi,membuat produksi suatu tanaman berkurang
dan dapat juga menimbulkan kematian pada tanaman,serangga hama mempunyai bagian
tubuh yang utama yaitu caput, abdomen ,dan thorax. Serangga hama
merupakan organisme yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman dan
mengakibatkan kerusakan dan kerugian ekonomi. Hama dari jenis serangga
dan penyakit merupakan kendala yang dihadapi oleh setiap para petani yang selalu
mengganggu perkembangan tanaman budidaya dan hasil produksi pertanian.
Hama dan penyakit tersebut merusak bagian suatu tanaman, sehingga tanaman akan
layu dan bahkan mati (Harianto, 2009).
Hama
pengganggu tanaman dibedakan berdasarkan ordonya, serangga memiliki enam ordo
yaitu :
1. Ordo
Orthoptera
Ordo
Orthoptera yaitu ordo serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna.
Dalam daur hidupnya Ordo orthoptera mengalami tahapan perkembangan yaitu telur,
nimfa yaitu serangga muda yang mempunyai sifat dan bentuk sama dengan
dewasanya. Dalam fase ini serangga muda mengalami pergantian kulit, imago
(dewasa) ialah fase yang ditandai telah berkembangnya semua organ tubuh dengan
baik, termasuk alat perkembangbiakan serta sayapnya (Hansamunahito, 2006).
Ciri-ciri
serangga ordo orthoptera yaitu memiliki satu pasang sayap, sayap depan lebih
tebal dan sempit disebut tegmina.Sayap belakang tipis berupa selaput. Sayap
digunakan sebagai penggerak pada waktu terbang, setelah meloncat dengan tungkai
belakangnya yang lebih kuat dan besar.Hewan jantan mengerik dengan menggunakan
tungkai belakangnya pada ujung sayap depan, untuk menarik betina atau mengusir
saingannya. Hewan betinanya mempunyai ovipositor pendek dan dapat
digunakan untuk meletakkan telur, tipe mulutnya menggigit (Hansamunahito,
2006).
2. Ordo
Hemiptera
Nama
"Hemiptera" berasal dari bahasa
Yunani
hemi (setengah) dan pteron (sayap)
sehingga jika diartikan secara keseluruhan, Hemiptera berarti "yang
bersayap setengah". Nama itu diberikan karena serangga dari ordo ini
memiliki sayap depan
yang bagian pangkalnya keras seperti kulit,
namun bagian belakangnya tipis seperti membran. Sayap depan ini pada sebagian
anggota Hemiptera bisa dilipat di atas tubuhnya dan menutupi sayap belakangnya
yang seluruhnya tipis dan transparan, sementara pada anggota Hemiptera lain
sayapnya tidak dilipat sekalipun sedang tidak terbang.
Hemiptera tidak mengalami metamorfosis
sempurna. (Nonadita,2008).
Morfologi Hemiptera
yaitu Mempunyai dua pasang sayap, sepasang tebal dan sepasang lagi seperti
selaput, Pada bagian kepala dijumpai adanya sepasang antene, mata facet
dan occeli. Tipe mulut menusuk dan mengisap, Beberapa contoh serangga anggota
ordo Hemiptera ini adalah Walang sangit (Leptorixa acuta Thumb.),
Kepik hijau (Nezara viridula L) (Nonadita, 2008).
3. Ordo
Homoptera
Ordo Orthoptera yaitu
ordo serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Dalam daur hidupnya
Ordo orthoptera mengalami tahapan perkembangan yaitu telur-nimfa-imago. Nimfa
yaitu serangga muda yang mempunyai sifat dan bentuk sama dengan
dewasanya, dalam fase ini serangga muda mengalami pergantian kulit, imago
(dewasa) ialah fase yang ditandai telah berkembangnya semua organ tubuh dengan
baik, termasuk alat perkembangbiakan serta sayapnya (Hansamunahito, 2006).
Ciri-ciri
serangga ordo homoptera yaitu Tipe mulut mengisap,mempunyai dua pasang
sayap, sayap depan dan belakang sama, bentuk transparan yang digunakan
untuk terbang,(Hansamunahito, 2006).
4. Ordo
Coleoptera
Ordo
Coleoptera termasuk dalam kelompok Holometabola yaitu serangga
yang mengalami metamorfosis sempurna. Tahapan dari daur serangga yang mengalami
metamorfosis sempurna adalah telur menjadi larva menjadi pupa dan
pupa menjadi imago. Larva adalah hewan muda yang bentuk dan sifatnya
berbeda dengan dewasa. Pupa adalah kepompong dimana pada saat itu serangga
tidak melakukan kegiatan, pada saat itu pula terjadi penyempurnaan dan
pembentukan organ. Imago adalah fase dewasa atau fase perkembangbiakan
(Hansamunahito, 2006).
Ciri-ciri ordo coleopteran
yaitu mempunyai dua pasang sayap, sayap depan keras, tebal dan mengandung
zat tanduk disebut dengan elitra, sayap belakang seperti selaput. Tipe mulut
pengunyah dan termasuk herbivore.Habitatnya adalah di permukaan tanah, dengan
membuat lubang, selain itu juga membuat lubang pada kulit pohon, dan ada
beberapa yang membuatsarang pada
dedaunan, Beberapa contoh anggotanya adalah Kumbang badak (Oryctes
rhinoceros L), Kumbang janur kelapa (Brontispa longissima Gestr)
(Hansamunahito, 2006).
5. Ordo
Lepidoptera
Ordo
lepidoptera termasuk dalam kelompok Holometabola yaitu serangga
yang mengalami metamorfosis sempurna. Berawal dari telur puru buah
berukuran 0,1-0,2 mm, warna transparan, kuning diletakkan induknya malam hari
pada kuncup bunga dan pada kulit buah muda. Kemudian menetas menjadi larva/ulat
yang berwarna hijau muda dengan kepala coklat panjang 5 mm. Larva masuk ke
dalam kulit buah dan tetap tinggal sampai pupa stadium ulat berlangsung selama
3 minggu. Pupa berwarna coklat berukuran 5-5,5 mm, berada dalam bunga, kulit
bunga atau bagian-bagian tanaman yang tersembunyi. Stadium dewasa berupa kupu,
keluar dari pupa dengan meninggalkan bekas lubang pada puru-puru di bagian
tanaman tempat pupa tinggal.
Hama
ini diketahui banyak menyerang di Sumatera dan Jawa. Kupu-kupu puru buah
berwarna abu-abukemerahan, panjang 5 mm dan meletakkan telur secara berserakan
di bagian kulit buah muda pada malam hari. Telur menetas 4 hari kemudian dan
ulat yang terbentuk menggerek kulit buah jeruk serta hidup di dalamnya.
Kepompong
berwarna merah abu-abu, panjang 4,5-5 mm. Siklus hidup dari telur hingga
menjadi kupu-kupu dewasa berlangsung selama 29 hari (Harianto, 2009). Ciri-ciri
ordo lepidoptera yaitu ketika fase larva memiliki tipe mulut pengunyah,
sedangkan ketika imago memiliki tipe mulut penghisap, mempunyai 2 pasang sayap
yang dilapisi sisik, adapun habitat dapat dijumpai di pepohonan, Beberapa
jenisnya antara lain, Penggerek batang padi kuning (Tryporiza
incertulas Wlk), Kupu gajah (Attacus atlas L), Ulat grayak pada
tembakau (Spodoptera litura) (Harianto, 2009).
6. Ordo
Diptera
Metamorfosenya
sempurna (holometabola) yang perkembangannya melalui stadia :
telur menjadi larva kemudian menjadi kepompong setelah
itu menjadi dewasa. Larva tidak berkaki apodabiasanya hidup di sampah atau
sebagai pemakan daging, namun ada pula yang bertindak sebagai hama, parasitoid
dan predator (Retno, 2009).
Ordo
diptera meliputi serangga pemakan tumbuhan, pengisap darah, predator dan
parasitoid. Pada kepala serangga ini dijumpai adanya antena dan mata facet.
Tipe alat mulut bervariasi, tergantung sub ordonya, tetapi umumnya memiliki
tipe penjilat-pengisap, pengisap, atau pencucuk pengisap. Metamorfosisnya sempurna
(holometabola). Larva tidak berkaki, biasanya hidup di sampah atau sebagai
pemakan daging, bebrapa contoh serangga diptera yaitu lalat buah
(Dacus sp) lalat predator pada Aphis (Asarcina aegrota F)
lalat rumah (Musca domestica Linn.) (Retno, 2009).
b. Gulma
Gulma
adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan pertanian karena
menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi. Setiap gulma memiliki
karakter dan sifat yang berbeda sehingga perlu dilakukan identifikasi terhadap gulma.
Identifikasi berasal dari kata “identik” yang artinya sama atau serupa dengan,
dan untuk ini kita dapat terlepas dari nama Latin. Nama Latin suatu gulma akan
sangat berarti karena nama tersebut diterima di dunia Internasional.
(Moenandir, 1988)
Gulma
adalah tumbuhan yang tumbuhnya salah tempat. Sebagai tumbuhan, gulma selalu
berada di sekitar tanaman yang dibudidayakan dan berasosiasi dengannya secara
khas. Gulma adalah tumbuhan yang mudah tumbuh pada setiap tempat yang
berbeda-beda, mulai dari tempat yang miskin nutrisi sampai yang kaya nutrisi.
Sifat inilah yang membedakan gulma dengan tanaman yang dibudidayakan
(Moenandir, 1990).
Dalam
identifikasi gulma yang perlu diperhatikan yaitu, cara penyebaran gulma atau
perkembangbiakan gulma, bentuk morfologi dan berdasarkan siklus hidupnya. Dalam
mengidentifikasi gulma dapat ditempuh satu atau kombinasi dari sebagian atau
seluruh cara-cara dibawah ini: Membandingkan gulma tersebut dengan material
yang telah diidentifikasi di herbarium, konsultasi langsung dengan para ahli
dibidang yang bersangkutan, mencari sendiri melalui kunci identifikasi,
membandingkan dengan determinasi yang ada, membandingkan dengan ilustrasi yang
tersedia.
c. Penyakit
Tanaman
Penyakit pada tanaman budidaya
biasanya disebabkan oleh Cendawan, Bakteri, Virus dan faktor lingkungan (iklim,
tanah, dan lain-lain). Cendawan dapat juga disebut jamur. Cendawan adalah suatu
kelompok jasad hidup yang menyerupai tumbuhan tingkat tinggi karena mempunyai
dinding sel, tidak bergerak, berkembang biak dengan spora, tetapi tidak
mempunya klorofil. Cendawan tidak mempunyai batang, daun, akar, dan sistem
pembuluh seperti pada tumbuhan tingkat tinggi. Bakteri adalah salah satu jenis
mahluk kecil (organisme) yang sebagian besar termasuk saprofit (numpang hidup
di dalam tubuh mahluk lain, tidak merugikan dan menguntungkan mahluk lain
tersebut). Virus adalah pathogen obligat (hanya hidup dan berkembang biak dalam
organisme hidup). Ukuran virus amat kecil (submikroskopik) dan terdiri atas
komposisi kimia, yaitu protein dan nucleic acid. Virus bersifat parasitik
dan dapat menyebabkan berbagai macam penyakit pada semua bentuk organisme
hidup. Penyakit yang disebabkan oleh faktor lingkungan biasanya diakibatkan
oleh ketidaksesuaian kondisi lingkungan tempat tanaman tumbuh dengan kondisi
lingkungan yang menjadi habitat asli tanaman, sehingga tanaman tumbuh tidak
sehat atau tidak normal. Gejala penyakit akibat faktor lingkungan biasanya
mirip dengan gejala penyakit akibat dari mahluk hidup, perbedaannya adalah penyakit
akibat faktor lingkungan tidak menular (Rukmana, 2005).
Penyakit tanaman yang merupakan
suatu penyimpangan atau abnormalitas tanaman amat beragam bentuknya, misalnya
keriput daun, kuning pucat, bercak-bercak coklat dan busuk. Akibatnya, tanaman
tidak mampu melakukan proses fotosintesis secara maksimal. Gangguan tersebut
menyebabkan gangguan ekonomis, berupa penurunan kuantitas dan kualitas hasil.
Semua bagian tanaman berpotensi diserang penyakit sehingga tanaman tersebut
sakit. Tangkai bunga atau buah berubah warna dari hijau menjadi kuning, bahkan
diikuti dengan terjadinya gugur bunga atau buah. Akar tanaman kubis-kubisan
(Cruciferae) yang membengkak dan berbintil-bintil mirip “gada” sehingga tidak
mampu menghisap air dan unsur hara merupakan pertanda diserang penyakit akar
bengkak.
C. ALAT DAN BAHAN
a. ALAT
-
Alat tulis
-
Kertas
b. BAHAN
-
Hama Kecoa
-
Hama Kutu Beras
-
Hama Capung
-
Hama Lalat
-
Hama Kumbang badak
-
Hama Kupu-kupu
-
Hama Kepik hijau
-
Hama Semut hitam
-
Gulma Alang-alang
-
Gulma Bandotan
-
Gulma Bayam Duri
-
Gulma Putri Malu
-
Gulma wedelia
-
Gulma Rumput Teki
-
Jamur Pucinia arachidis
-
Jamur Fusarium oxyporium
D. CARA KERJA
1. Menyiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Mengamati
Organisme Pengganggu Tanaman diantaranya Hama, Gulma dan Jamur yang telah
disiapkan.
3. Menggambar
pada kertas Organisme Pengganggu Tanaman tersebut
1. Melengkapi
gambar dengan bagian dan klasifikasi.
E. HASIL PRAKTIKUM
Terlampir (3 lembar)
F. PEMBAHASAN
Organisme
pengganggu tanaman (OPT) adalah hewan atau tumbuhan baik berukuran mikro
ataupun makro yang mengganggu, menghambat, bahkan mematikan tanaman yang
dibudidayakan. Organisme pengganggu tanaman terdiri dari tiga kelompok yaitu
hama, penyakit dan gulma. Hama dapat berupa hewan, penyakit dari kelompok
patogen dan gulma dari kelompok tanaman, hama dapat berupa apa saja selama
berasal dari kelompok hewan, manusia juga dapat disebut sebagai hama selama
manusia termasuk dalam mengganggu, merusak bahkan mengakibatkan tanaman menjadi
mati.
1. Hama
Hama
merupakan suatu organisme yang mengganggu tanaman, merusak tanaman dan
menimbulkan kerugian secara ekonomi,
membuat
produksi suatu tanaman berkurang dan dapat juga menimbulkan kematian pada
tanaman, serangga
hama mempunyai bagian tubuh yang utama yaitu caput, abdomen, dan thorax. Serangga
hama merupakan organisme yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman dan
mengakibatkan kerusakan dan kerugian ekonomi.
Pada
praktikum Pengenalan OPT ini, hama yang diamati sebanyak 8 jenis hama, diantaranya
Kecoa, lalat, kumbang badak, kupu-kupu, kepik hijau, semut hitam, capung, dan
kutu beras. Penjelasan mengenai hama untuk klasifikasi dll adalah sebagai
berikut.
a. Kecoa
(Blaberus giganteus)
Klasifikasi
Kerajaan :
Animalia
Filum :
Arthropoda
Kelas :
Insecta
Ordo : Blattodea
Famili :
Blaberidae
Genus :
Blaberus
Spesies :
Blaberus giganteus
Kecoa
adalah serangga dengan metamorfosa tidak lengkap, hanya melalui tiga stadia
(tingkatan), yaitu stadium telur, stadium nimfa dan stadium dewasa yang dapat
dibedakan jenis jantan dan betinanya. Nimfa biasanya menyerupai yang dewasa,
kecuali ukurannya, sedangkan sayap dan alat genitalnya dalam taraf
perkembangan. Telur kecoa berada dalam kelompok yang diliputi oleh selaput
keras yang menutupinya kelompok telur kecoa tersebut dikenal sebagai kapsul
telur atau “Ootheca”. Kapsul telur dihasilkan oleh kecoa betina dan diletakkan
pada tempat tersembunyi atau pada sudut-sudut dan pemukaan sekatan kayu hingga
menetas dalam waktu tertentu yang dikenal sebagai masa inkubasi kapsul telur,
tetapi pada spesies kecoa lainnya kapsul telur tetap menempel pada ujung abdomen
hingga menetas. Jumlah telur maupun masa inkubasinya tiap kapsul telur berbeda
menurut spesiesnya. Dari kapsul telur yang telah dibuahi akan menetas menjadi
nimfa yang hidup bebas dan bergerak aktif. Nimfa yang baru keluar dari kapsul
telur berwarna putih seperti buturan beras, kemudian berangsur-angsur berubah
menjadi berwarna coklat, Nimfa tersebut berkembang melalui sederetan instar
dengan beberapa kali berganti kutikula sehingga mencapai stadium dewasa.
Periplanetta americana Linnaeus dewasa dapat dikenal dengan adanya perubahan
dari tidak bersayap pada stadium nimfa menjadi bersayap pada stadium dewasanya
pada P.Americana yang dewasa terdapat dua pasang sayap baik pada yang
jantanmaupun betinanya.
b. Kutu
Beras (Sitophilus oryzae)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Antropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleopteran
Famil : Cureulionidae
Genus : Sitophilus
Spesies : Sitophilus oryzae
Kumbang muda
dan dewasa berwarna cokelat agak kemerahan, setelah tua warnanya berubah
menjadi hitam. Terdapat 4 bercak berwarna kuningagak kemerahan pada sayap
bagian depan, 2 bercak pada sayap sebelah kiri, dan 2 bercak pada sayap sebelah
kanan. Panjang tubuh kumbang dewasa ± 3,5-5 mm, tergantung dari tempat hidup
larvanya. Apabila kumbang hidup pada jagung, ukuran rata-rata ± 4,5 mm, sedang
pada beras hanya ± 3,5 mm. Larva kumbang
tidak berkaki, berwarna putih atau jernih dan ketika bergerak akan membentuk
dirinya dalam keadaan agak membulat, pupa kumbang
ini tampak seperti kumbang dewasa.
Kumbang
betina dapat mencapai umur 3-5 bulan dan dapat menghasilkan telur sampai
300-400 butir. Telur diletakkan pada tiap butir beras yang telah dilubangi
terlebih dahulu. Lubang gerekan biasanya dibut sedalam 1 mm dan telur yang
dimasukkan ke dalam lubang tersebut dengan bantuan moncongnya adalah telur yang
berbentuk lonjong. Stadia telur berlangsung selama ± 7 hari. Larva yng telah
menetas akan langsung menggerek butiran beras yang menjadi tempat hidupnya.
Selama beberap waktu, larva akan tetap berada di lubang gerekan, demikian pula
imagonya juga akan berada di dalam lubang selama ± 5 hari. Siklus hidup hama
ini sekitar 28-90 hari, tetapi umumnya selama ± 31 hari. Panjang pendeknya
siklus hidup ham ini tergantung pada temperatur ruang simpan, kelembapan
diruang simpan, dan jenis produk yang diserang.
Sitophilus
oryzae hidup di tumpukan bahan pangan, seperti beras, jagung dan gandum. Kutu
ini berkembang biak sangat cepat. Bedasarkan penelitian, kutu betina dapat
bertelur 2 - 6 butir setiap harinya. Untuk menyimpan telurnya, kutu betina melubangi
bulir beras dengan rahangnya. Satu lubang hanya untuk satu butir telur.
Kutu beras
dapat hidup selama beberapa bulan. Selama hidup, kutu betina mampu menghasilkan
sekitar 400 butir telur. Telur akan menetas menjadi larva setelah 3 hari. Larva
akan hidup pada lubang beras selama 18 hari. Setelah itu akan menjadi pupa
selama 5 hari, lalu bermetamorfosis menjadi kutu.
c.
Capung (Orthetrum sabina)
Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Odonata
Infraordo : Anisoptera
Famili : Aeshnidae
Genus : Orthetrum
Spesias : Orthetrum sabina
Siklus hidup
capung, dari telur hingga mati setelah dewasa, bervariasi antara enam bulan
hingga maksimal enam atau tujuh tahun. Capung meletakkan telurnya pada
tetumbuhan yang berada di air. Ada jenis yang senang dengan air menggenang,
namun ada pula jenis yang senang menaruh telurnya di air yang agak deras.
Setelah menetas, tempayak (larva) capung hidup dan berkembang di dasar
perairan, mengalami metamorfosis menjadi nimfa, dan akhirnya keluar dari air
sebagai capung dewasa.
Sebagian
besar siklus hidup capung dihabiskan dalam bentuk nimfa, di bawah permukaan
air, dengan menggunakan insang internal untuk bernapas. Tempayak dan nimfa
capung hidup sebagai hewan karnivora yang ganas. Nimfa capung yang berukuran
besar bahkan dapat memburu dan memangsa berudu dan anak ikan. Setelah dewasa,
capung hanya mampu hidup maksimal selama empat bulan.
d.
Semut Hitam (Dolichoderus thoracicus)
Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum :
Arthopoda
Kelas :
Insecta
Ordo :
Hymenoptera
Sub ordo : Apokrita
Super famili : Vespoidea
Famili :
Formicidae
Genus : Dolichoderus
Spesies : Dolichoderus thoracicus smith
Semut
adalah serangga eusosial yang berasal dari keluarga Formisidae, dan semut termasuk dalam ordo Himenoptera
bersama dengan lebah dan tawon. Morfologi semut : Tubuh semut terdiri atas tiga
bagian, yaitu kepala, mesosoma (dada), dan metasoma (perut). Morfologi semut
cukup jelas dibandingkan dengan serangga lain yang juga memiliki antena,
kelenjar metapleural, dan bagian perut kedua yang berhubungan ke tangkai semut
membentuk pinggang sempit (pedunkel) di antara mesosoma (bagian rongga dada dan
daerah perut) dan metasoma (perut yang kurang abdominal segmen dalam petiole).
Petiole yang dapat dibentuk oleh satu atau dua node (hanya yang kedua, atau
yang kedua dan ketiga abdominal segmen ini bisa terwujud).
Salah
satu jenis semut adalah semut hitam. Semut Hitam atau Lasius fuliginosus sering dijumpai dipohon, tempat
sampah, kolong rumah, dapur, dan tempat – tempat teduh lainya yang dekat dengan
makanan. Semut hitam pada pohon bunga tertentu cenderung menyebabkan pohon
tersebut lapuk pada batangnya, dikarenakan amonia yang ditinggalkan pada
batangnya sebagai tanda buat kloninya
e. Lalat (Musca domestica)
Klasifikasi
Kingdom :
Animalia
Filum :
Arthropoda
Kelas :
Hexapoda
Ordo :
Diptera
Famili :
Muscidae
Genus :
Musca
Spesies :
Musca domestica L.
Lalat rumah berukuran sedang, panjangnya 6-7,5 mm, berwarna
hitam keabu-abuan dengan empat garis memanjang pada bagian punggung. Mata lalat
betina mempunyai celah lebih lebar dibandingkan lalat jantan. Antenanya terdiri
atas 3 ruas, ruas terakhir paling besar, berbentuk silinder dan memiliki bulu
pada bagian atas dan bawah Bagian mulut atau probosis lalat seperti paruh yang
menjulur digunakan untuk menusuk dan menghisap makanan berupa cairan atau
sedikit lembek. Bagian ujung probosis terdiri atas sepasang labella berbentuk
oval yang dilengkapi dengan saluran halus disebut pseudotrakhea tempat cairan
makanan diserap. Sayapnya mempunyai empat garis (strep) yang melengkung ke arah
kosta/rangka sayap mendekati garis ketiga. Garis (strep) pada sayap merupakan ciri
pada lalat rumah dan merupakan pembeda dengan musca jenis lainnya. Pada ketiga
pasang kaki lalat ini ujungnya mempunyai sepasang kuku dan sepasang. Bantalan
disebut pulvilus yang berisi kelenjar rambut. Pulvilus tersebut memungkinkan
lalat menempel atau mengambil kotoran pada permukaan halus kotoran ketika
hinggap di sampah dan tempat kotor lainnya.
Daur hidup ada 4 stadium: telur, larva (belatung), pupa dan
dewasa. Tergantung pada temperature. Lama pertumbuhan (telur-dewasa) 6-42 hari.
Longevity (lama kehidupan lalat) 2-3 minggu, pada kondisi dingin hidup sampai 3
bulan. Dalam kehidupan lalat dikenal ada 4 (empat) tahapan yaitu mulai dari
telur, larva, pupa dan dewasa. Lalat berkembang biak dengan bertelur, berwarna
putih dengan ukuran lebih kurang 1 mm panjangnya. Setiap kali bertelur akan
menghasilkan 120–130 telur dan menetas dalam waktu 8–16 jam .Pada suhu rendah
telur ini tidak akan menetas (dibawah 12 –13 º C). Telur yang menetas akan
menjadi larva berwarna putih kekuningan, panjang 12-13 mm. Akhir dari phase
larva ini berpindah tempat dari yang banyak makan ke tempat yang dingin guna
mengeringkan tubuhnya, Setelah itu berubah menjadi kepompong yang berwarna
coklat tua, panjangnya sama dengan larva dan tidak bergerak. Phase ini
berlangsung pada musim panas 3-7 hari pada temperatur 30–35 º C, Kemudian akan
keluar lalat muda dan sudah dapat terbang antara 450–900 meter, Siklus hidup
dari telur hingga menjadi lalat dewasa 6-20 hari Lalat dewasa panjangnya lebih
kurang ¼ inci, dan mempunyai 4 garis yang agak gelap hitam dipunggungnya.
Beberapa hari kemudian sudah siap untuk berproduksi, pada kondisi normal lalat
dewasa betina dapat bertelur sampai 5 (lima) kali. Umur lalat pada umumnya
sekitar 2-3 minggu, tetapi pada kondisi yang lebih sejuk biasa sampai 3 (tiga)
bulan Lalat tidak kuat terbang menantang arah angin, tetapi sebaliknya lalat
akan terbang jauh mencapai 1 kilometer.
f. Kupu-kupu (Papilio machaon)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum :
Arthropoda
Kelas :
Insecta
Ordo :
Lepidoptera
Subordo : Rhopalocera
Spesies : Papilio machaon L.
Kupu-kupu mempunyai badan yang dilengkapi
dengan dua pasang sayap. Badan itu terdiri dari tiga bagian yaitu kepala,
toraks (bagian tengah) dan abdomen. Tubuhnya dilapisi bulu-bulu kecil sebagai
sensor, dan sayapnya memiliki sisik, yang dapat berperan sebagai hormon selama
proses perkawinan.
Kepala memiliki
sepasang antena yang panjang dan di ujung ada benjolan yang berfungsi sebagai
peraba dan perasa. Sepasang mata memberikan pengelihatan yang luas dan bagus
untuk mendeteksi gerakan-gerakan, namun tidak mendetail. Setiap mata terbuat
dari ribuan modul mata yang kecil, dengan lensa yang kecil yang terhubung ke
syaraf optik. Bagian lain dari kepala adalah lidah bergulung (proboscis), yang
berfungsi sebagai pengisap cairan.
Toraks merupakan kotak urat dengan tiga
segmen. Tiga pasang kaki terdapat pada bagian bawah toraks. Otot terbang ada
pada akar kedua pasang sayap yang menempel pada segmen kedua dan ketiga. Sayap
tetap merupakan bagian paling penting sehubungan dengan identifikasi, karena
ukuran, bentuk dan warna. Abdomen mengandung bagian terbesar dari sistem
pencernaan dan sistem pengeluaran. Di ujung dari abdomen, ditemukan genitalia
(alat seksual). Karakteristik internal dari genitalia, angat berguna membantu identifikasi
kupukupu.
Sayap-sayap kupu-kupu mempunyai banyak urat
(Inggris: vein) yang diberikan nama/kode. Nama/kode yang sama diberikan kepada
bagian sayap yang dibagian bawah urat tertentu. Di samping itu ada nama untuk
bagian-bagian yang lebih luas. Pada kedua gambar di atas ini diperlihatkan
nama-nama yang sekarang sering digunakan. Nama dan kode ini sangat membantu
kita memberikan keterangan mengenai gambar dan warna yang kita lihat pada sayap
kupu-kupu tertentu
Kupu-kupu memiliki
empat tahap siklus hidup, yaitu:
1. Ovum (telur); bentuk dan ukuran telur berbeda-beda,
tergantung pada jenisnya. Hal ini dapat berguna, sebagai petunjuk dalam
identifikasi. Biasanya betina meletakkan telur di bagian bawah dari daun (yang
muda), baik secara terpisah maupun dalam kelompok-kelompok. Telur-telur
tersebut ditempel pada permukaan daun dan dilindungi dengan cairan dari abdomen
betina.
2. Larva (ulat); tahap pertama ulat terjadi di dalam
telur. Setelah keluar ulat bertambah besar dengan cepat. Dalam proses
pertumbuhan ulat melepaskan kulit lama dan kulit yang baru (dengan ciri
tersendiri) muncul. Ulat memakan daun-daun dari satu atai beberapa jenis
tanaman saja dan setelah 'dewasa' masuk dalam tahap pupa.
3. Pupa (kepompong); umumnya kupu-kupu dewasa tidak
memintal kepompong untuk melindungi kepompong, tetapi semua ulat memiliki
kelenjar sutera. Kebanyakan ulat menggunakan suteranya untuk mengikatkan diri
pada sebuah batang, ranting, atau daun, membentuk kepompong. Kepompong memiliki
perlindungan khusus melalui kamuflase dalam warna dan bentuk.
4. Imago
(kupu-kupu dewasa); setelah masa kepompong (dari beberapa hari sampai satu
bulan lebih), kupu-kupu dewasa muncul dan sebelum keluar, warna sayap sudah
keliahatan pada kepompong. Imago membuka bagian atas kepompong dan sambil
memegang daun/ranting dengan kaki depan ia menarik diri keluar dari kempompong
yang basah itu. Sayapnya masih tertutup seperti payung terjun. Setelah keluar,
kupu-kupu dewasa mengeluarkan banyak cairan dan membuka dan menggerak-gerakkan
sayapsayapnya yang harus menjadi kering, sebelum dapat terbang untuk pertama
kalinya. Seluruh proses ini biasanya berlangsung di pagi hari dengan cuaca
cerah.
g. Kumbang badak (Oryctes rhinoceros)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Famili : Scarabaeidae
Genus : Oryctes
Spesies : Oryctes
rhinoceros L.
Kumbang Hercules (Dynastes hercules)
atau “Rhinocheros Beetle” merupakan saha satu spesies dari kumbang badak yang
paling terkenal dan terbesar. Kumbang Hercules berasal dari hutan hujan Amerika
Tengah, Amerika Selatan, dan Lesser Antilles (Universitas Clemson). Panjang
kumbang hercules jantan bisa mencapai 6.75 inci (170 mm) dan merupakan yang
terbesar dari 6 spesies yang ada di genus Dynastes. Kumbang Hercules juga
merupakan salah satu hewan terkuat di dunia karena dia mampu membawa beban 850
kali lebih berat dari dirinya sendiri. Kumbang badak termasuk dalam sub famili
Dynastinae dan mereka terkenal karena tanduk mereka sehingga di kenal juga
dengan sebutan kumbang tanduk. Ada lebih dari 300 spesies kumbang badak, mereka
tidak membahayakan manusia karena mereka tidak mampu menggigit atau menyengat.
Berbeda dengan kumbang jantan, kumbang betina tidak memiliki tanduk dan jarang
terlihat. Kumbang badak tidak terlihat pada siang hari, mereka bersembunyi di
bawah kayu dan tumbuh-tumbuhan. Siklus hidup berbagai jenis kumbang Badak
bervariasi.
Siklus kumbang Hercules terdiri dari empat tahap yaitu telur,
larva, pupa dan Dewasa. Tahap Telur Telur disimpan ke dalam tanah oleh betina
selama musim panas. Tahap larva Setelah satu bulan telur menetas, dan memasuki
tahap larva. Pada tahap larva bisa bertahan beberapa tahun, tergantung pada
jenisnya. Larva akan tetap bawah tanah selama enam bulan sampai satu tahun.
Mereka berada di sana untuk tumbuh dan berganti bulu dua kali sebelum memasuki
tahap pupa. Pupa dan Tahap Dewasa Tahap Kepompong tidak bertahan lama. Biasanya
diperlukan waktu beberapa minggu. Begitu mereka tumbuh menjadi dewasa mereka
masih tetap di tanah sampai musim semi. Kumbang Betina akan mulai melepaskan
feromon untuk kumbang jantan dan setelah musim kawin, kumbang betina akan menggali
tanah dan meletakkan telur
disana.
h. Kepik hijau (Nezara viridula)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera
Sub ordo : Heteroptera
Famili : Pentatomidae
Sub famili : Pentatominae
Genus : Nezara
Spesies :
Nezara viridula
Hama kepik hijau ini pada stadia imago berwarna hijau polos,
kepala berwarna hijau serna pronotumnya berwarna jingga dan kuning keemasan,
kuning kehijauan dengan tiga bintik berwarn hijau dan kuning polos. Telur
diletakkan berkelompok (10-90 butir/kelompok) pada permukaan bawah daun. Nimfa
terdiri dari 5 instar. Instar awal hidup bergerombol di sekitar bekas telur,
kemudian menyebar. Pada kedelai nimfa dan imago terutama mengisap polong.
Gejala serangan hama kepik hijau menyerang Polong dan biji
menjadi mengempis, polong gugur, biji menjadi busuk, hingga berwarna hitam.
Kulit biji menjadi keriput dan adanya bercak coklat pada kulit biji. Periode
kritis tanaman terhadap serangan penghisap polong ini adalah pada stadia
pengisian biji. Nimfa dan imago merusak polong dan biji kedelai dengan cara
mengisap cairan biji. Serangan yang terjadi pada fase pertumbuhan polong dan
perkembangan biji menyebabkan polong dan biji kempis, kemudian mengering.
Serangan terhadap polong muda menyebabkan biji kempis dan seringkali polong
gugur. Serangan yang terjadi pada fase pengisian biji menyebabkan biji menghitam
dan busuk.
2. Gulma
Gulma
adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan pertanian karena
menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi. Setiap gulma memiliki
karakter dan sifat yang berbeda sehingga perlu dilakukan identifikasi terhadap
gulma. Identifikasi berasal dari kata “identik” yang artinya sama atau serupa
dengan, dan untuk ini kita dapat terlepas dari nama Latin. Nama Latin suatu
gulma akan sangat berarti karena nama tersebut diterima di dunia Internasional.
Pada
praktikum Pengenalan OPT ini, gulma yang diamati sebanyak 8 jenis diantaranya
Alang-alang, Bandotan, Bayam duri, Putri malu, Jepetan Kuku dan Rumput Teki.
Penjelasan mengenai klasifikasi beserta morfologinya adalah sebagi berikut.
a. Alang-alang
(Imperata cylindrica)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poacea
Genus : Imperata
Spesies : Imperata
cylindrica
Imperata cylindrica, atau
lebih dikenal dengan alang-alang merupakan gulma berdaun sempit yang tumbuh
tegak dan berumpun. Alang-alang merupakan tumbuhan pionir terutama pada lahan
yang habis terbakar, sangat toleran terhadap faktor lingkungan yang ekstrim
seperti kekeringan dan unsur hara yang miskin, namun tidak toleran terhadap
genangan dan naungan. Alang-alang dapat tumbuh pada daerah tropik dan subtropik
hingga ketinggian 2700 m
diatas permukaan laut.
Imperata cylindrica merupakan
gulma penting di perkebunan kelapa sawit. Apabila tidak dikendalikan,
alang-alang dapat menghambat pertumbuhan kelapa sawit secara tidak langsung
melalui perebutan unsur hara dan air, terutama pada kelapa sawit belum
menghasilkan (TBM). Alang-alang juga menghasilkan senyawa alelopati berupa
senyawa fenol, asam valinik dan karbolik yang diduga dapat menghambat
pertumbuhan tanaman lain.
Alang-alang
tumbuh berumpun, tunas batang (yang membawa bunga) tidak akan tumbuh memanjang
hingga menjelang berbunga. Bagian pangkal tunas batang terdisri dari beberaoa
ruas pendek, sedangkan tunas yang membawa bunga beruas panjang dan terdiri dari
satu sampai tiga ruas, tumbuh vertikal dan terbungkus didalam upih daun. Batang
yang membawa bunga dapat mencapai 20-230cm. Bagian batang diatas tanah berwarna
keunguan.
Rimpang
(rizoma) tumbuh memanjang dan bercabang-cabang di tanah terutama pada kedalaman
0-20cm, namun dapat juga ditemukan hingga kedalaman 40cm. Rimpang berwarna
keputihan dengan panjang mencapai 1 meter atau lebih dan beruas-ruas. Akar
serabut tumbuh dari pangkal batang dan ruas-ruas pada rimpang.
Helai
daun tumbuh tegak berbentuk garis-garis (lanset) yang berangsur-angsur
menyempit ke bagian pangkal. Panjang daun dapat mencapai 12-80cm dengan lebar
5-18mm. Tulang tengah daun lebar dan agak pucat. Tepi daun bergerigi halus dan
terasa kasar bila diraba.
Pembungaannya
berbentuk malai dengan bulir bunga yang tersusun rapat, berbentuk ellips meruncing,
sangat ringan dan mempunyai rambut-rambut halus (pappus) sehingga mudah terbawa
angin. Benang sari berwarna kekuningan dengan putik tunggal berwarna keunguan.
Biji I. cylindrica dapat berkecambah dalam waktu satu minggu dan
dapat bertahan hidup selama satu tahun.
b. Bandotan
(Agerantum conyzoides L.)
Kingdom : Plantea
Sub divisi : Angiospermae
Divisi : spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Agerantum
Spesies : Agerantum conyzoides L.
Ageratum
adalah herbal tahunan yang tumbuh sekitar 60 cm tinggi dan menghasilkan
bunga-bunga pink kecil di bagian atas batang berbulu nya. Di beberapa negara
itu dianggap sebagai gulma yang sulit untuk mengontrol. Ageratum berkisar dari
tenggara Amerika Utara ke Amerika Tengah, tetapi pusat asal di Amerika Tengah
dan Karibia. Ageratum juga ditemukan di beberapa negara di daerah tropis dan sub-tropis,
termasuk Brasil. Daun bertangkai, letaknya saling berhadapan dan bersilang
(composite), helaian daun bulat telur dengan pangkal membulat dan ujung
runcing, tepi bergerigi, panjang 1 - 10 cm, lebar 0,5 - 6 cm, kedua permukaan
daun berambut panjang dengan kelenjar yang terletak di permukaan bawah daun,
warnanya hijau. Batang bulat berambut panjang, jika menyentuh menyentuh tanah
akan mengeluarkan akar. Kecil, berwarna putih keunguan. Bunga majemuk berkumpul
3 atau lebih, berbentuk malai rata yang keluar dari ujung tangkai, warnanya
putih. Panjang bonggol bunga 6 - 8 mm, dengan tangkai yang berambut. Buahnya
berwarna hitam dan bentuknya kecil. Tinggi
±30 - 90 cm dan bercabang. Untuk pengembangbiakannya dapat dilakukan
melalui penyebaran biji.
Tumbuhan
ini menyebar luas di seluruh wilayah tropika,
bahkan hingga subtropika.
Didatangkan ke Jawa sebelum
1860, kini gulma ini telah menyebar luas di Indonesia. Di Amerika Selatan,
tumbuhan ini malah dibudidayakan; menurut catatan sejarah, bandotan memang
didatangkan dari Meksiko.
Bandotan
sering ditemukan sebagai tumbuhan pengganggu di sawah-sawah yang
mengering, ladang, pekarangan,
tepi jalan, tanggul, tepi air, dan wilayah bersemak belukar. Ditemukan
hingga ketinggian 3.000 m, terna ini berbunga sepanjang tahun dan dapat
menghasilkan hingga 40.000 biji per
individu tumbuhan. Karenanya, gulma ini dirasakan cukup mengganggu di
perkebunan. Di luar Indonesia, bandotan juga dikenal sebagai gulma yang
menjengkelkan di Afrika, Asia Tenggara, Australia,
serta di Amerika
Serikat.
c. Bayam
duri (Amaranthus spinosus L.)
Kingdom : Plantae
Sub
kingdom : Tracheobionta
Super
Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub
Kelas : Hamamelidae
Ordo : Caryophyllales
Famili : Amarantheceae
Genus : Amaranthus
Spesies : Amaranthus spinosus L.
Bayam
duri (Amaranthus Spinosus L.)
mempunyai batang yang tegak, dengan mempunyai cabang disetiap cabang tersebut terdapat
duri yang kecil-kecil, namun sama halnya dengan jenis bayam lainnya, bayam
duripun bisa dikonsumsi karena kandungan didalam bayam duri hampir sama dengan
kandungan bayam yang umum dikonsumsi kita, namun untuk diperhatikan bayam duri
sebaiknya jangan diberikan kepada ternak dikarenakan bayam duri akan menjadi
racun jika dikonsumsi hewan ternak.
Siklus
hidup dari bayam duri adalah sepanjang tahun sedangkan untuk masa dormasi biji
tumbuhan bayam duri sekitar 4 bulan, untuk tumbuh bayam duri tidak memerlukan
cahaya yang banyak untuk berkecambah, namun bayam duri dewasa akan tumbuh baik
jika berada dibawah sinar matahari yang maksimal.
Bayam
duri dapat ditemui hampir disemua ketinggian, bahkan bayam duri mampu hidup di
ketinggian 1.800 meter dari ketinggian diatas laut. untuk pengendalian gulma
bayam duri bisa dilakukan dengan cara pencabutan secara langsung.
Bayam
duri di anggap sebagai gulma tergantung pada tempat dia tumbuh, jika bayam duri
tumbuh dilahan pertanian tanaman budidaya seperti padi dan tanaman palawija
lainnya, bayam duri bisa dikatakan sebagai gulma, namun jika bayam duri tumbuh
secara berkelompok dengan tujuan dibudidayakan, maka bayam duri tidak disebut
dengan gulma melainkan menjadi tanaman budidaya.
Bayam
duri diperkirakan berasal di daerah Amerika latin, seperti dinegara Argentina,
Peru dan Bolivia dan akhirnya bayam tiba di kawasan Asia tenggara, salah satu
penyebaran jenis bayam duri yakni didaerah Indonesia. tumbuhan bayam duri
termasuk kedalam family Amaranthaceae.
d. Putri
malu (Mimosa pudica)
Klasifikasi
Kingdom : Plantea (tumbuhan)
Sub
kingdom : Viridiplantae
Infrakingdom : Streptophyta
Super
Divisi : Embryophyta
Divisi : Tracheophyta
Sub
divisi : Spermatophytina
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Mimosa L.
Spesies : Mimosa pudica L.
Putri
malu ( Mimosa pudica ) merupakan
salah satu tanaman perdu pendek yang masih dalam kelompok dan keluarga suku
polong – polongan yang mudah dikenal dengan tanaman yang menutup daun – daunnya
secara cepat dengan sendirinya saat disentuh. Tumbuhan putri malu ini bereaksi
dan memiliki respon yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan jenis tumbuhan
lainnya, kelayuan tersebut hanya bersifat sementara setelah beberapa menit akan
normal kembali seperti semula.
Tumbuhan
putri malu adalah salahsatu tumbuhan yang dikategorikan kedalam jenis tumbuhan
gulma dengan digolongkan kedalam anggota suku polong-polongan. Putri malu
termasuk tanaman perdu yang berarti tanaman semak yang mempunyai tinggi kurang
lebih 2 meter, tumbuhan ini mampu tumbuh diketinggian 2000 mdpl.
Putri
malu mudah sekali dikenali karena tumbuhan ini mempunyai sifat khas yakni, jika
kita sentuh daun dari tumbuhan ini akan menciut atau layu dengan cepat, namun
jika dibiarkan dalam beberapa menit daunnya akan kembali sedia kala.
e. Wedelia
(Sphagneticola trilobata)
Klasifikasi
Kingdom : Plantea
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Sphagneticola
Spesies :
Sphagneticola trilobata
Wedelia
adalah salah satu jenis tanaman liar yang
hidup di kawasan dengan iklim tropis. Tanaman
ini mudah ditemukan di area perkebunan dan persawahan, padang rumput serta di
pinggir jalan. Wedelia masuk ke
dalam golongan tanaman herba. Tanaman herba adalah tanaman yang tumbuh
rendah tidak bisa menjadi tinggi. Wedelia, masih satu keluarga dengan bunga
aster.
Tanaman
ini termasuk Gulma yaitu tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada
lahan pertanian karena menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman
produksi.
Wedelia
tumbuh dengan panjang antara 18 hingga 24 inchi. Jepetan kuku tumbuh
menjalar membentuk suatu bentangan seperti tikar yang menutupi tanah. Daun
berwarna hijau cerah dengan panjang daun antara 1 sampai 3 inchi. Permukaan
daun berbulu dan tepi daun bergerigi. Sebagian besar bentuk daun adalah
lonjong. Bunga, berwarna kuning cerah, berukuran kecil dengan kelopak
bunga melingkar seperti bunga matahari. Putik dan benang sari belingkar
penuh di tengah kelopak bunga. Jepetan kuku berkembang biak secara
vegetatif alami yaitu dengan cara merunduk. Batang tanaman yang menyentuh
tanah akan tumbuh akar dan menjadi tumbuhan baru. Batang wedelia berwarna
hijau terang dengan bulu halus yang menutupi seluruh bagian batang.
f. Rumput
teki (Cyperus rotundus)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Sub kingdom :
Tracheobionta
Super
Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub
Kelas : Commilinidae
Ordo : Cyperales
Famili : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Spesies : Cyperus rotundus L.
Rumput
Teki (Cyperus rotundus) adalah tanaman semu menahun, tapi bukan
termasuk keluarga rumput-rumputan (Graminae). Rumpu teki (Cyperus
rotundus) batang segitiga hidup sepanjang tahun dengan ketinggian mencapai 10
sampai 75 cm. Biasanya tanaman liar ini tumbuh di kebun, di ladang dan di
tempat lain sampai pada ketinggian 1000 m dari permukaan laut. Tanaman ini
mudah dikenali karena bunga-bunganya berwarna hijau kecoklatan, terletak di
ujung tangkai dengan tiga tunas helm benang sari berwarna kuning jernih,
membentuk bunga-bunga berbulir, mengelompok menjadi satu berupa payung. Ciri
khasnya terletak pada buah-buahnya yang berbentuk kerucut besar pada
pangkalnya, kadang-kadang melekuk berwarna coklat, dengan panjang 1,5 - 4,5 cm
dengan diameter 5 - 10 mm. Daunnya berbentuk pita, berwarna mengkilat dan
terdiri dari 4-10 helai, terdapat pada pangkal batang membentuk rozel akar,
dengan pelepah daun tertutup tanah.Pada rimpangnya yang sudah tua terdapat
banyak tunas yang menjadi umbi berwarna coklat atau hitam. Rasanya sepat
kepahit-pahitan dan baunya wangi. Umbi-umbi ini biasanya mengumpul berupa
rumpun.
Teki
ladang atau Cyperus rotundus adalah gulma pertanian yang
biasa dijumpai di lahan terbuka.
Apabila orang menyebut "teki",
biasanya yang dimaksud adalah jenis ini, walaupun ada banyak jenis Cyperus lainnya
yang berpenampilan mirip.
Teki
sangat adaptif dan karena itu menjadi gulma yang sangat sulit dikendalikan. Ia
membentuk umbi (sebenarnya
adalah tuber,
modifikasi dari batang)
dan geragih (stolon)
yang mampu mencapai kedalaman satu meter, sehingga mampu menghindar dari
kedalaman olah tanah (30 cm). Teki menyebar di seluruh penjuru dunia,
tumbuh baik bila tersedia air cukup, toleran terhadap genangan, mampu bertahan
pada kondisi kekeringan.
g. Eceng
Gondok (Eichornia crassipes)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Sub kingdom :
Viridiplantae
Infra kingdom :
Streptophyta
Super
Divisi : Embryophyta
Divisi : Tracheopyta
Sub divisi :
Spermatophytina
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Commelinales
Super ordo :
Lilianae
Famili : Pontederiaceae
Genus : Eichornia kunth
Spesies : Eichornia crassipes (Mart) solms
Tanaman
eceng gondok merupakan salah satu jenis tanaman yang tumbuh di perairan dan
juga tanaman ini mengapung. Tanaman ini memiliki nama dan sebutan yang berbeda
– beda tergantung tempat atau daerah pertumbuhannya diantaranya Palembang
disebut kelipuk, lampung disebut ringgak, dan Manado disebut tumpe. Eceng
gondok pertama kali ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang ilmuwan bernama
Carl Friedrich Philipp von Martius, seorang ahli botani berkebangsaan Jerman
pada tahun 1824 ketika sedang melakukan ekspedisi di Sungai Amazon Brasil,
eceng gondok memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi sehingga tumbuhan ini
dianggap sebagai gulma yang dapat merusak lingkungan perairan. Eceng gondok
dengan mudah menyebar melalui saluran air ke badan air lainnya. Eceng gondok
hidup mengapung di air dan kadang-kadang berakar dalam tanah. Tingginya sekitar
0,4 - 0,8 meter. Tidak mempunyai batang. Daunnya tunggal dan berbentuk oval.
Ujung dan pangkalnya meruncing, pangkal tangkai daun menggelembung. Permukaan
daunnya licin dan berwarna hijau. Bunganya termasuk bunga majemuk, berbentuk
bulir, kelopaknya berbentuk tabung. Bijinya berbentuk bulat dan berwarna hitam,
buahnya kotak beruang tiga dan berwarna hijau dan akarnya merupakan akar
serabut . Eceng gondok tumbuh di kolam-kolam dangkal, tanah basah dan rawa,
aliran air yang lambat, danau, tempat penampungan air dan sungai. Tumbuhan ini
dapat beradaptasi dengan perubahan yang ekstrem dari ketinggian air, arus air,
dan perubahan ketersediaan nutrien, pH, temperatur dan racun-racun dalam air.
Pertumbuhan eceng gondok yang cepat terutama disebabkan oleh air yang
mengandung nutrien yang tinggi, terutama yang kaya akan nitrogen, fosfat dan
potasium (Laporan FAO). Kandungan garam dapat menghambat pertumbuhan eceng
gondok seperti yang terjadi pada danau-danau di daerah pantai Afrika Barat, di
mana eceng gondok akan bertambah sepanjang musim hujan dan berkurang saat
kandungan garam naik pada musim kemarau. Selain itu, tanaman ini termasuk juga gulma
karena memiliki pertumbuhan yang sangat cepat dan juga dapat merusak tanaman
yang ada disekitarnya.
h. Rumput
Kenop (Cyperus kyllingia)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Sub kingdom :
Tracheobionta
Super
Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Sub kelas :
Commelinidae
Kelas : Liliopsida
Ordo : Cyperales
Famili : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Spesies : Cyperus
kyllingia
Nama lain bunga kenop/ nama
daerah bunga kenop antara lain : bunga kancing, udel-udelan (jawa), kembang
puter, ratnapakaja (Sumatera) dan taimantulu (Gorontalo). Bunga kenop adalah
tanaman asli india, Guatemala, Brasil, Myanmar, dan Panana.
Bunga kenop dipercaya memiliki
sifat sebagai ekspektoran dan estrogenik. Selain itu, infusa dari bunganya
bersifat hipertensif yang menaikkan tekanan darah. Orang Brazil banyak yang
memakainya untuk menurunkan tekanan darah tinggi, demam, bronkhitis, mengobati
diabetes, dan gangguan-gangguan lain pada saluran pernapasan.
tanaman ini tumbuh liar di tempat terbuka /
sedikit terlindung dari sinar matahari dan pada ketinggian 1-1000 m dpl pada
bermacam-macam tanah. perbanyakan
dapat secara generatif, dengan biji dan vegetatif, rimpang (stolon). Pengendalian
: dengan cara kimiawi, 2 lb MSMA ditambah 1 lb 2,4-D dan 1 Pt Surfactant dalam
40 galon air diberikan dalam interval satu minggu atau penyemprotan Roundup
dosis 100-120 setiap 15 liter air atau paracol dosis 100-120 cc tiap 15 liter
air
3. Penyakit
pada Tanaman
Penyakit
pada tanaman budidaya biasanya disebabkan oleh Cendawan, Bakteri, Virus dan
faktor lingkungan (iklim, tanah, dan lain-lain). Cendawan dapat juga disebut
jamur. Penyakit tanaman yang merupakan suatu penyimpangan atau abnormalitas tanaman
amat beragam bentuknya, misalnya keriput daun, kuning pucat, bercak-bercak
coklat dan busuk. Akibatnya, tanaman tidak mampu melakukan proses fotosintesis
secara maksimal.
Pada
praktikum pengenalan OPT ini yang diamati tentang penyakit pada tanaman adalah
jenis jamur. Ada 2 jenis jamur yang diamati diantaranya adalah Jamur Puccinia arachidusdan Fusarium oxyporium.
Dan Jamur Fusarium sp. Penjelasan
mengenai ketiga jamur tersebut adalah sebagai berikut.
a. Jamur
Puccinia arachidis
Klasifikasi
Kingdom : Fungi
Filum
: Basidiomycota
Kelas : Urediniomycetes
Sub kelas : Incertae sedis
Ordo : Uredinales
Famili : Pucciniaceae
Genus : Puccinia arachidis
Pada daun pertama berupa bercak-bercak
berisi uredia (badan buah yang memproduksi spora). Bercak ini berkembang ke
daun-daun di atasnya dengan bertambahnya umur tanaman. Bercak terutama terdapat
pada permukaan bawah daun. Warna bercak coklat kemerahan seperti warna karat.
Bentuk bercak umumnya bersudut banyak berukuran sampai 1 mm. Bercak juga
terlihat pada bagian batang dan tangkai daun.
Struktur
Patogen
1. Hyfanya bersekat
2. Memiliki
tubuh buah (basidiokarp) berbentuk panjang, lembaran – lembaran yang berliku –
liku atau bulat
3. Hidupnya
saprofit, parasit, dan mutualisme
4. Perkembangbiakan
secara aseksual (vegetatif) biasa dilakukan dengan konidium, pertunasan dan fragmentasi miselium dan secara
seksual dengan basidiospora
yang dibentuk oleh basidium
5. Miselia
dikariotik berumur panjang
6. Memiliki
tahapan diploid.
Sementara Pengendalian ini dapat
dicegah dengan mencabut dan membakar tanaman yang terserang serta semua vektor
penularan harus dibasmi. Serta menanan varietas yang tahan penyakit tersebut.
b. Jamur Fusarium oxyporium
Klasifikasi
Kingdom : Mycetae
Divisi : Amastigomycota
Sub divisi : Deuteromycotina
Kelas : Deuteromycetes
Ordo : Moniliates
Famili : Tuberculariaceae
Genus : Fusarium
Spesies : Fusarium oxyporium
Fusarium oxysporum merupakan patogen
penyebab penyakit layu fusarium pada tanaman tomat. Fusarium merupakan salah
satu anggota famili Tuberculariaceae, ordo Hypocreales yang potensial sebagai
penghasil mikotoksin yang banyak dijumpai pada bahan makanan ternak maupun
bahan pangan. Jamur ini berada dimana-mana, bersifat saprofit dan parasit.
Jamur ini dapat bertahan lama dalam tanah
dengan bentuk klamidiospora. Jamur melakukan infeksi pada akar terutama melalui
luka-luka atau melalui luka pada akar. Penyakit layu dapat berkembang pada suhu
tanah 21-33˚C, dengan suhu optimumnya adalah 28˚C. Seperti
kebanyakan Fusarium, penyebab penyakit ini hidup pada pH tanah yang luas
variasinya. Penyakit akan berkembang lebih berat bila tanah mengandung banyak
nitrogen tapi miskin kalium.
Jamur Fusarium oxysporum memiliki
struktur yang terdiri dari mikronidia dan makronidia. Permukaan koloninya
berwarna ungu dan tepinya bergerigi serta memiliki permukaan yang kasar
berserabut dan bergelombang. Di alam, jamur ini membentuk konidium. Konidiofor
bercabang-cabang dan makrokonidium berbentuk sabit, bertangkai kecil dan
seringkali berpasangan. Miselium terutama terdapat di dalam sel khusus di dalam
pembuluh, juga membentuk miselium yang terdapat diantara sel-sel, yaitu di
dalam kulit dan di jaringan parenkim didekat terjadinya infeksi. Fusarium
oxysporum adalah fungi aseksual yang menghasilkan 3 spora yaitu :
1. Makrokonidia
Makrokonidia
berbentuk panjang melengkung, dikedua ujung sempit seperti bulan sabit,terdiri
dari 3-5 sel dan biasanya di temukan di permukaan.
2. Mikrokonidia
Mikrokonidia
adalah spora dengan 1 atau 2 sel yang dihasilkan Fusarium pada semua kondisi
dan dapat menginfeksi tanaman. Mikrokonidia memiliki bentuk yang bulat sampai
oval, uniseluler dan tidak berwarna.
3. Klamidiospora
Klamidiospora
adalah spora dengan sel selain diatas, dan pada waktu dorman dapat menginfeksi
tanaman, sporanya dapat tumbuh di air.
Ciri
Tanaman Terserang Jamur Fusarium oxysporum
Gejala awal yang terlihat akibat serangan
pathogen ini yaitu memucatnya tulang-tulang daun terutama daun-daun atas
kemudian diikuti dengan menggulungnya daun yang lebih tua selanjutnya tangkai
daun akan merunduk dan akhirnya tanaman menjadi layu secara keseluruhan.. jika
tanaman sakit dipotong maka dekat pangkal batang akan terlihat suatu cincin
dari berkas pembuluh
Jamur ini menyerang pada setiap tingkat
umur. Menginfeksi tanaman melalui luka-luka yang terjadi pada akar, kemudian
berkembang di berkas pembuluh sehingga terganggunya pengangkutan air dan
zat-zat hara.
G. KESIMPULAN
Dari
hasil praktikum Pengenalan Organisme Pengganggu Tanaman yang telah dilakukan
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Organisme
pengganggu tanaman (OPT) adalah hewan atau tumbuhan baik berukuran mikro
ataupun makro yang mengganggu, menghambat, bahkan mematikan tanaman yang
dibudidayakan. Organisme pengganggu tanaman terdiri dari tiga kelompok yaitu
hama, penyakit dan gulma.
2. Hama
merupakan suatu organisme yang mengganggu tanaman, merusak tanaman dan
menimbulkan kerugian secara ekonomi,membuat produksi suatu tanaman berkurang
dan dapat juga menimbulkan kematian pada tanaman,serangga hama mempunyai bagian
tubuh yang utama yaitu caput, abdomen ,dan thorax.
3. Gulma
adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan pertanian karena
menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi. Setiap gulma memiliki
karakter dan sifat yang berbeda sehingga perlu dilakukan identifikasi terhadap
gulma.
4. Penyakit
pada tanaman budidaya biasanya disebabkan oleh Cendawan, Bakteri, Virus dan
faktor lingkungan (iklim, tanah, dan lain-lain). Cendawan dapat juga disebut
jamur.
5. Setiap
hama yang diamati memiliki jenis mulut yang berbeda-beda.
6. Pengenalan
suatu jenis gulma dapat dilakukan dengan melihat keadaan morfologinya, habitatnya,
dan bentuk pertumbuhanya.
7. Untuk
mencegah tanaman agar tidak terserang penyakit, harus mengenal gejala serangan,
jenis patogen, siklus hidup, dan cara penyebaran serta pengendaliannya.
DAFTAR PUSTAKA
Hansamunahito. (2006). Hama Tanaman Pangan dan Perkebunan. Jakarta:
Bumi Aksara
Harianto. (2009). Pengenalan dan Pengendalian Hama-Penyakit
Tanaman Kakao. Jembef: Pusat Penelitian Kopi dan Kakao.
Moenandir, Jody. (1988). Fisiologi Herbisida. Jakarta: Rajawali Pers.
Moenandir, Jody. (1990). Pengantar Ilmu dan Pengendalian Gulma. Jakarta: Rajawali Pers.
Nawas, Abu.
(2013). Fusarium. [online] http://agrogreenland.blogspot.co.id/2013/05/fusarium.html
Diakses pada 4 Juni 2017
Nonadita. (2007). Ordo-Ordo Serangga. Jakarta: PT Bima
Aksara
Pracaya, Retno. (2009). Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Rukmana Rahmat, Uu Sugandi Saputra.
(2005). Penyakit Pada Tanaman.
Jakarta: Kanisius.
Sampul Pertanian. (2017). Mengenal Bayam Duri Amaranthus spinosus.
[online] http://www.sampulpertanian.com/2017/01/mengenal-bayam-duri-amaranthus-spinosus.html
Diakses pada 4 Juni 2017
Sampul Pertanina. (2017). Putri Malu Mimosa pudiaca Gulma Lahan. [online]
http://www.sampulpertanian.com/2017/04/putri-malu-mimosa-pudica-gulma-lahan.html
Diakses pada 4 Juni 2017
Wicaksono, Danar. (2012). Pestalotia. [online] https://danarwe.wordpress.com/2012/04/04/pestalotia-2/
Daikses pada 4 Juni 2107
0 Response to "Laporan Praktikum OPT Pengenalan Organisme Pengganggu Tanaman "
Post a Comment