Laporan Praktikum OPT Pengenalan Gejala Serangan Karena OPT

adsense 336x280

A.    TUJUAN
1.      Untuk mengetahui  jenis-jenis gejala dan tanda penyakit pada tanaman.
2.      Untuk mengenal dan mempelajari morfologi patogen pada tanaman.
3.      Untuk mengetahui dan mengidentifikasi gejala dan tanda penyakit yang menyerang pada tanaman.
B.     DASAR TEORI
     Pengenalan jenis - jenis penyakit pada tanaman dapat dilakukan dengan cara percobaan di lapang pada setiap fase pertumbuhan tanaman. Timbulnya penyakit dapat bervariasi tergantung dari fase pertumbuhan tanaman, musim, lokasi dan varietas. Kombinasi dari beberapa penyakit dapat terjadi misalnya kombinasi beberapa cendawan atau bahkan kombinasi dari cendawan, bakteri, dan virus (Wigenasanta, 2004).
                 Tanaman dapat menunjukan gejala perubahan bentuk, dan kelayuan pada tanaman, tanaman dapat menujukan kelompok gejala yang membentuk gambaan penyakit atau sidrom  penyakit yang di sebakan oleh penyebab abiotik dan biotik. Suatu tanaman dapat dikatakan sehat atau normal, jika tanaman tersebut dapat menjalankan fungsi-fungsi fisiolgis dengan seperti perkembangan dan pembelah sel (Setiadi, 2000). 
     Penyakit tanaman dapat didefinisikan sebagai penyimpangan sifat normal yang menyebabkan tanaman tidak dapat melakukan kegiatan fisiologis seperti biasanya (Martoredjo, 1989).
     Penyakit tumbuhan dapat disebabkan oleh faktor biotik dan abiotik. Penyebab penyakit yang bersifat biotik umunya parasitik pada tumbuahn, dapat ditularkan, dan disebut penyakit biogenik. Adapun penyakit yang bersifat abiotik tidak parasit, tidak menular, dan biasa disebut penyakit fisiogenik. Penyebab yang parasitik terdiri dari beberapa golongan seperti virus, viroid, fitoplasma bakteri, cendawan, riketsia, protozoa, nematode dan tumbuhan tingkat tinggi (Sinaga, 2003).
     Patogen dalam arti luas adalah tiap agen yang menyebabkan penyakit. Namun, istilah ini biasanya hanya digunakan untuk menunjukkan penyebab penyakit yang tergolong organisme yang hidup saja terutama, cendawan, bakteri, nematoda, virus, dan tumbuhan parasitik yang menyerang tumbuhan (Sinaga, 2003).
     Patogen adalah sesuatu yang dapat menyebabkan penyakit. Patogen berasal dari bahasa Yunani,Pathos yang berarti menderita dan genesis yang berarti asal. Umumnya istilah patogen hanya dipakai untuk jasad yang dalamkeadaan sesuai dapat menimbulkan penyakit pada jasad lain (Semangun, 1996).
     Penyakit akan terjadi apabila ada patogen yang ganas menyerang tanaman yang rentan, di dukung lingkungan yang mendukung patogen untuk menyerang tanaman yang rentan (Tjahjadi, 1989).
     Penyakit bisa muncul karena disuatu tempat ada tanaman, pathogen serta lingkungan. Ini yang disebut segitiga penyakit dimana munculnya penyakit karena tiga faktor itu. Salah satu faktor tidak ada atau tidak memenuhi syarat maka penyakit tidak akan muncul. Syarat yang harus dipenuhi oleh ketiga faktor agar muncul penyakit adalah tanaman harus peka, penyebab penyakit harus virulen (fitdan ganas), dan lingkungan mendukung (Nasution, 2008).
     Sebagian besar penyebab penyakit pada tumbuhan disebabkan oleh cendawan. Golongan cendawan patogen tumbuhan memiliki anggota yang sangat beragam. Oleh karena itu, kehadiran cendawan patogen tumbuhan perlu selalu diwaspadai (Sinaga, 2003).      
     Penyakit tanaman merupakan adanya penurunan dari keadaan normal dari tanaman yang menyela atau memodifikasi fungsi-fungsi vitalnya. Penyakit tanaman sebagian besar disebabkan oleh jamur, bakteri, dan virus.  Penyakit tanaman lebih sering diklasifikasikan oleh gejala mereka daripada oleh agen penyakit, karena penemuan agen mikroskopis seperti bakteri tanggal hanya dari 19 persen ( Jackson, 2009).
     Tanaman yang sakit adalah tanaman yang tidak dapat melakukan aktifitas fisiologis secara sempurna, yang akan mengakibatkan tidak sempurnanya produksi baik secara kualitas maupun kuantitas. Secara umum penyakit tanamandiakibatkan oleh faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik adalah penyakit tanamanyang disebabkan oleh mikroorganisme (mahluk hidup) yang antara lain berupa jamur, bakteri, virus, nematoda, MLO dan lain-lain. Sedangkan faktor abiotik antara lain pengaruh dari suhu, kelembaban, defisiensi unsur hara atau keracunanunsur hara (Mynature-faiq, 2010).
     Penyakit dapat dikenal dengan mata telanjang dari gejalanya. Penyakit tumbuhan yang belum ada campur tangan manusia merupakan hasil interaksi antara patogen, inang dan lingkungan. Konsep ini disebut dengan segitiga penyakit atau plant disease triangle, sedangkan penyakit tanaman yang terjadi setelah campur tangan manusia adalah interaksi antara patogen, inang, lingkungan dan manusia. Konsep ini disebut segi empat penyakit atau plant disease square (Triharso, 1996).
                 Gejala yang diakibatkan oleh bakteri yaitu timbulnya gejala penyakit disebabkan karena adanya interaksi antara tanaman inang dan patogen.  Penanaman gejala penyakit dapat didasarkan kepada tanda penyakit, perubahan bentuk, tanaman, pertumbuhan tanaman dan sebagainya.  Parasit yang menyebabkan penyakit pada tanaman pada umumnya membentuk bagian vegetatifnya di dalam jaringan tanaman sehingga tidak tampak dari luar.  Tetapi walaupun demikian ia membentuk bagian reproduktifnya pada permukaan tanaman yang diserangnya atau hanya sebagian tampak  pada permukaan  tersebut.  Selain  itu  sering terjadi  pembentukan  propagul  dalam bentuk istirahat pada permukaan tanaman (Filzaharani, 2008). 

C.     ALAT DAN BAHAN
a.       Alat
·         Alat tulis
·         Kertas
b.      Bahan
·         Awetan penyakit gosong pada jagung
·         Awetan paru akar tomat
·         Awetan hawar daun talas
·         Awetan bercak daun ketela singkong
·         Awetan karat pada ranting sengon
·         Awetan bercak buah pepaya
·         Awetan bercak daun/ kresek jagung
·         Awetan hawar daun padi
·         Awetan karat daun tanaman jagung
·         Awetan bulai daun tanaman jagung
·         Awetan hawar pelepah padi
·         Awetan trotol bawang daun
·         Awetan busuk pelepah/ tongkol jagung
·         Awetan antracinossa tanaman cabai
·         Awetan bercak daun garis coklat tanaman padi

D.    CARA KERJA
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2.      Mengamati gejala dan tanda penyakit tanaman yang disebabkan jamur pada bagian daun, batang, buah dan akar pada awetan.
3.      Menggambar dengan jelas gejala penyakit pada contoh bagian tanaman yang telah disediakan serta memberikan keterangan dan penjelasan pada gambar yang dibuat.

E.     HASIL PRAKTIKUM
Terlampir (4 lembar)

F.      PEMBAHASAN
Penyakit tanaman diartikan sebagai suatu gejala yang abnormal yang menyebabkan tanaman tidak dapat melakukan kegiatan fisiologis seperti biasanya.
Penyakit tumbuhan disebabkan oleh faktor biotik dan abiotik. Penyebab penyakit yang bersifat biotik umunya parasitik pada tumbuahn, dapat ditularkan, dan disebut penyakit biogenik. Ada pula penyakit yang bersifat abiotik tidak parasit, tidak menular, dan biasa disebut penyakit fisiogenik. Penyebabnya terdiri dari beberapa golongan seperti virus, viroid, fitoplasma bakteri, cendawan, riketsia, protozoa, nematode dan tumbuhan tingkat tinggi.
Bakteri (Latin : bacterium; jamak : bacteria) adalah kelompok organisme yang tidak mempunyai membran inti sel. Organisme termasuk ke dalam domain prokariota dan ukurannya yang sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupannya di bumi. Beberapa kelompok bakteri diketahui sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat pada bidang pangan, pengobatan, dan industri. Struktur sel bakteri relatif sederhana, tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Hal inilah yang menjadi dasar perbedaan antara sel prokariot dengan sel eukariot yang lebih kompleks.
Berdasarkan bentuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu:
1.      Kokus (Coccus) adalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola dan mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:
a.       Mikrococcus, jika kecil dan tunggal
b.      Diplococcus, jka berganda dua-dua
c.       Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujur sangkar
d.      Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus
e.       Staphylococcus, jika bergerombol
f.       Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai
2.      Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan mempunyai variasi sebagai berikut:
a.       Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua
b.      Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai
3.      Spiral (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai berikut:
a.       Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran (bentuk koma)
b.      Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran
c.       Spirochete, jika lengkung membentuk struktur yang fleksibel.
Bentuk tubuh/morfologi bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium, dan usia. Walaupun secara morfologi tidak sama, bakteri tetap merupakan sel tunggal yang dapat hidup mandiri bahkan saat terpisah dari koloninya.
Jamur merupakan organisme heterotrof, tidak memiliki berklorofil, berinti sel, struktur somatiknya terdiri dari filamen yang bercabang-cabang, dinding sel mengandung selulosa atau kitin atau keduanya bersama molekul organik lainnya. Umumnya berkembang biak dengan spora baik secara seksusal maupun aseksual atau menggunakan bagian vegetatif jamur.
Bagian vegetatif jamur pada umumnya berupa benang-benang halus, memanjang, bersekat atau tidak bersekat yang disebut hifa, dan kumpulan benang-benang hifa tersebut disebut miselium. Miselium dapat dibedakan menjadi dua tipe pokok yaitu :
1.      Miselium yang tidak bersekat (coenocytic)
2.      Miselium yang bersekat (cellular)
Didalam hidupnya, hifa-hifa tersebut dapat membentuk struktur khusus yang berfungsi tertentu, antara lain : haustorium, sklerotium, apresorium, stroma, dan alat reproduksi seperti : gametongium, sporangium dan sporangiofor, konidium dan konidiofor, klamidospora dan bermacam badan buah (apotesium, peritesium, kleistosium, aservulus, piknidium, sporodokium, koremium).
Pada saat praktikum penyakit yang disebabkan oleh jamur yang kami amati yaitu bercak daun / kresek jagung (Helminthosporium turcicum), bercak daun ketela pohon (Cercospora henningsii), trotol / bercak ungu bawang merah bercak (Alternasia porri), hawar daun talas (Phytophythora colocasiae), karat daun jagung (Pucchinia sorghi), puru akar tomat (Meloidogyre sp.), antraknosa pada cabai (Gloesporium piperatum), bulai pada jagung (Peronosclerospora maydis), busuk tongkol jagung (Rhizoctania solani), hawar pelepah daun padi (Rhizotania solani), bercak buah pepaya (Fusarium oxysporum), karat pada ranting sengon (Uromycladium sp.), gosong pada jagung(Ustilago maydis), dan bercak daun garis coklat (Cescospora oryzae).
Berikut  penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang diamati yaitu :
a.       hawar daun padi (Xanthomonas oryzae).
Klasifikasi­     :
- Kingdom     : Prokaryoteae
- Filum           : Bacteria
- Kelas            : Proteobacteria
- Suku            : Pseudomonadaceae
- Marga          : Xanthomonas
- Spesies         : Xanthomonas oryzae (EPPO,2007).
                 Tanaman padi yang terserang penyakit hawar daun bakteri (HDB) pada fase awal pertumbuhan, tanaman layu dan akhirnya mati. Gejala inilah yang biasanya oleh petani disebut dengan penyakit kresek. Sedangkan pada tanaman dewasa serangan mulai dari tepi daun berwarna keabu-abuan dan akhirnya mengering sehingga tanaman tidak dapat berfotosintesisi dengan baik sehingga pertumbuhan tanaman terganggu. Apabila serangan pada saat tanaman berbunga, hawar daun bakteri ini dapat menyebabkan kerugian yang sangat besar dengan mengurangi hasil sampai 50-70% akibat pengisian gabah terhambat sehingga gabah hampa meningkat.
                 Penyakit hawar daun bakteri (HDB) ini disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv.oryzae. Bakteri patogen ini biasa disebut juga dengan patogen Xoo. Di masyarakat secara umum penyakit hawar daun bakteri ini disebut juga sebagai penyakit kresek. Mungkin tanaman yang terserang penyakit hawar daun bakteri ini bunyinya kresek-kresek pada saat tertiup angin, sehingga untuk memudahkan akhirnya disebut sebagai penyakit kresek.
                 Serangan penyakit hawar daun bakteri ini menyerang tanaman padi mulai dari persemaian sampai tanaman padi menjelang panen. Infeksi dimulai dari bagian daun melalui luka seperti bekas potongan bibit padi atau lubang alami daun seperti stomata (lubang daun) dan merusak klorofil daun, sehingga kemampuan daun untuk melakukan fotosintesis menjadi menurun dan pertumbuhan tanaman terhambat.
     Penyakit hawar daun bakteri (HDB) ini biasanya menyerang tanaman padi pada saat musim hujan. Kondisi pertanaman dengan kelembaban yang tinggi dan pemupukan yang tidak berimbang dengan dosis pupuk nitrogen yang tinggi.
                 Varietas - varietas padi yang agak tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri ini antara lain Ciliwung, Fatmawati, Mekongga dan Aek Sibundoong (patotipe IV),Widas, Rokan dan Hipa 3 ( patotipe III dan IV), Ketonggo, Ciherang, Inpari 2 dan Inpari 3 (patotipe III), Tukad Unda dan Tukad Petanu (patotipe VIII), Hipa 4, Hipa 5 Ceva, Hipa 6 Jete (patotipe IV dan VIII), Inpari 1 dan Inpari 6 Jete (patotipe III, IV dan VIII).

                 Sedangkan varietas padi yang tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri (HBD) ini antara lain Memberamo, Cibodas, Maros, Sintanur, Wera, (patotipe III), Way Apo Buru, Singkil, Konawe, Intani, Sunggal, Ketan Hitam (patotipe III dan IV), Code, Angke, Ciujung, Inpari 1, Inpari 6 Jete (patotipe III, IV dan VIII) .

Pengendalian Hawar Daun Bakteri (HDB) Dengan teknik budidaya

          Pengendalian penyakit hawar daun bakteri dilakukan secara terpadu dengan menggunakan teknik budidaya. Beberapa teknik budidaya yang disarankan antara lain dengan perlakuaan bibit dan pergiliran varietas, menanam dengan jarak tanam yang tidak terlalu rapat, irigasi / pengairan secara berselang (intermeten), pemupukan sesuai kebutuhan tanaman dan menanam varietas tahan.
       Perlakukan bibit dilakukan dengan cara jangan menanam bibit yang dipotong akar atau daunya terlebih dulu sebab akan mempermudah infeksi bakteri Xoo.. Strain / Patogen HBD ini biasanya menginfeksi melalui luka bekas potongan pada bibit padi yang ditanam.
                 Hawar daun bakteri juga berkembang pada tanaman padi yang dipupuk dengan pupuk Nitogen dengan dosis yang tinggi tanpa diimbangi dengan pupuk Kalium. Pupuk Nitrogen yang tinggi akan memacu pertumbuhan vegetatif tanaman namun tanaman kurang tahan terhadap infeksi bakteri patogen Xoo. Oleh karena itu untuk menekan perkembangan hawar daun bakteri ini harus pemupukan tanaman padi harus dilakukan secara berimbang. Pupuk Nitrogen yang diaplikasikan harus diimbangi dengan aplikasi pupuk Kalium.
         Sedangkan pengendalian hawar daun bakteri dengan aplikasi bahan kimia dapat dilakukan dengan bakterisida. Namun penggunaan bakterisida ini harus dilakukan secara bijaksana dan sesuai dengan rekomendasi setempat (Bahan : BBPadi Sukamandi)
          Sanitasi lingkungan, mengingat pathogen dapat bertahan pada inang alternatif dan sisa-sisa tanaman maka sanitasi lingkungan sawah dengan menjaga kebersihan sawah dari gulma yang mungkin menjadi inang alternatif dan membersihkan sisa-sisa tanaman yang terinfeksi merupakan usaha yang sangat dianjurkan.
          Pencegahan Untuk daerah endemik penyakit HDB disarankan menanam varietas padi yang memiliki ketahanan terhadap penyakit HDB. Pencegahan penyebaran penyakit perlu dilakukan dengan cara antara lain tidak menanam benih yang berasal dari pertanaman yang terserang penyakit , mencegah terjadinya infeksi bibit melalui luka dengan tidak melakukan pemotongan bibit dan menghindarkan pertanaman dari naungan.
b.      Bercak Daun / Kresek Jagung (Helminthosporium turcicum)
     Klasifikasi­ :
                 - Kingdom       : Fungi
                 - Filum             : Amastigomyceta
                 - Kelas             : Deuteromycetes
                 - Suku              : Dematiaceae
                 - Marga            : Helminthosporium
                 - Spesies         Helminthosporium turcicum
      Penyakit ini disebabkan adanya Helminthosporium turcicum yang membuat adanya gejala daun jagung tampak adanya bercak memanjang berwarna kuning dan dikelilingi warna coklat. Nantinya bercak akan berkembang dan meluas dari ujung daun hingga pangkal daun, semula bercak tampak basah kemudian berubah warna menjadi coklat sampai semua permukaan berwarna coklat tua.

Adapun cara pengendaliannya yaitu :
-        Pergiliran tanaman.
-        Mengatur jarak tanama dan menjaga kelembaban dan suhu yang tepat.
-        Penggunaan fungisida sebagai tindakan terakhir ketika sudah parah.

c.       Bercak Daun Ketela Pohon (Cercospora henningsii)
Klasifikasi­       :
                             - Kingdom       : Fungi
                             - Filum             : Ascomycota
                             - Kelas             : Dothideomycetes
                             - Suku              : Mycosphaerellaceae
                             - Marga            : Cercospora
                             - Spesies         Cercospora henningsii

   Bercak daun yang timbul pada daun ketela pohon disebabkan karena adanya cendawan yang hidup di dalam daun (Cercospora henningsii), jamur ini menyebabkan daun ketela pohon terdapat bercak coklat yang nantinya jika sudah parah akan menyebabkan daun mengering dan terdapat lubang bulatan kecil pada daun yang menandakan adanya jaringan yang mati pada daun tersebut.
  Hal ini dapat dilakukan pengendalian dengan melakukan pengaturan kembali jarak tanam yang lebih lebar dari biasanya untuk mengantisipasi penyebaran ke tanaman ketela yang lain, pemangkasan yang dilakukan secara langsung pada daun yang terserang ataupun melakukan sanitasi kebun, dan alangkah baiknya menciptakan tanaman varietas yang tahan dari jamur tersebut.
d.      Trotol / Bercak Ungu Bawang Merah Bercak (Alternasia porri)
Klasifikasi­     :
                      - Kingdom       : Fungi
                             - Filum             : Ascomycota
                             - Kelas             : Dothideomycetes
                  - Suku              : Pleosporaceae
                       - Marga            : Alternasia
                       - Spesies         Alternasia porri
 Penyakit bercak ungu atau totol diisebabkan oleh jamur Alternaria porii melalui umbi atau percikan air dari tanah. Gejala serangan ini ditandai terdapatnya bintik lingkaran konsentris berwarna ungu atau putih-kelabu di daun dan di tepi daun kuning serta mongering ujung-ujungnya. Serangan pada umbi sehabis panen mengakibatkan umbi busuk sampai berair dengan warna kuning hingga merah kecoklatan. Jika ada hujan rintik-rintik segera dilakukan penyiraman dan tindakan preventif dengan penebaran GLIO.
e.       Hawar Daun Talas (Phytophythora colocasiae)
     Klasifikasi­       :
                             - Kingdom       : Fungi
                             - Filum             : Heterokonta
                             - Kelas             : OOmycetes
                        - Suku              : Peronosporales
                   - Marga            : Phytoptora
                             - Spesies         Phytoptora colocasiae
    Hawar daun talas disebabkan adanya pathogen Phytoptora colocasiae yang menyerang bagian daun dengan adanya bercak yang timbul pada permukaannya. Patogen ini diakui penyebab utama kehilangan hasil talas dan dapat menyebabkan kehilangan hasil di lapang sebesar 30 – 50% apabila kondisi lingkungan sesuai dengan perkembangan penyakit. Talas merupakan tanaman tropis yang digunakan sebagai makanan pokok bagi banyak orang di negara berkembang. P. colocasiae merupakan patogen yang mempunyai kisaran inang terbatas, umumnya menyerang pada ubi rambat dan talas. Sedikit informasi mengenai asal P. colocasiae tanpa ada indikasi berasal dari asia dan kemungkinan terdistribusi melalui perbanyakan tanaman dan melalui tanah. P. colocasiae menghasilkan sopra yanng siap lepas pada air dan dapat menyebar oleh percikan hujan tapi tidak oleh angin. Sejak P. colocasiae bertahan dalam akar dan memproduksi oospore dan klamidospora sehingga menyebabkan adanya ketersediaan inokulum.
Biasanya infeksi dimulai dari cuping dan samping daun dimana air sering tertampung. Luka infeksi secara berangsur-angsur akan meluas dan menjadi coklat gelap dengan garis tepi kuning.Keberadaan P. colocasiae dapat ditandakan dengan terlihatnya bulu halus berwarna putih di sekitar luka. Ciri diagnosis lainnya adalah adanya cairan kuning kemerahan yang menetes dari pusat luka. Eksudat tersebut akan menjadi coklat kehitaman dan keras setelah kering. Pada penyakit tingkat lanjut, luka akan berbentuk tidak teratur dengan berbagai ukuran atau meluas keseluruh daun.
Penyakit menyebar melalui pemencaran sporangia oleh percikan. Penyakit akan meningkat pada temperatur antara 25 dan 280 C dan kelembaban relatif pada atau dibawah 65% selama siang hari serta pada temperatur 20 sampai 22oC dan kelembaban relatif 100% selama malam hari. Penyebaran penyakit oleh percikan air pada sporangia dan zoospore diatas permukaan daun.
Hawar daun sulit dikendalikan saat curah hujan tinggi. Pembakaran daun yang terinfeksi dan menghilangkan sisa tanaman setelah panen merupakan cara efektif. Keparahan penyakit akan meningkat oleh tingginya kelembaban relatif, sehingga menutup tanaman atau menanam pada area yang memiliki naungan harus dihindari. Selain itu pengendalian dapat dicoba dengan membenahi cara budidaya, tetapi sering tidak efektif.
f.        Karat Daun Jagung (Puccinia sorghi)
     Klasifikasi­       :
                             - Kingdom       : Fungi
                             - Filum             : Basidiomycota
                             - Kelas             : Pucciniomycotina
                        - Suku              : Pucciniales
                             - Marga            : Puccinia
                        - Spesies         Puccinia sorghi
Penyakit ini disebabkan adanya Puccinia sorgi yang menyerang dan membentuk bercak-bercak kecil (uredinia) berbentuk bulat sampai oval terdapat pada permukaan daun jagung di bagian atas dan bawah, uredinia menghasilkan uredospora yang berbentuk bulat atau oval dan berperan penting sebagai sumber inokulum dalam menginfeksi tanaman jagung yang lain dan sebarannya melalui angin. Penyakit karat dapat terjadi di dataran rendah sampai tinggi dan infeksinya berkembang baik pada musim penghujan atau musim kemarau.
Adapun pengendalian yang dapat dilakukan adalah :
-          Menanam varietas tahan seperti Lamuru, Sukmaraga, Palakka, Bima 1 dan Semar 10.
-          Eradikasi tanaman yang terinfeksi karat daun dan gulma.
-          Penggunaan fungisida dengan bahan aktif benomil
g.      Puru Akar Tomat (Meloidogyne spp.)
     Klasifikasi­       :
                             - Kingdom       : Fungi
                             - Filum             : Namathelminthes
                             - Kelas             : Nematoda
                 - Suku              : Heteroderidae
                             - Marga            : Meloidogyne
                 - Spesies         Meloidogyne spp.
Gejala awal penyakit akar tomat berupa pucatnya tulang daun, terutama daun sebelah atas, kemudian diikuti dengan merunduknya tangkai, dan akhirnya tanaman menjadi layu secara keseluruhan. Seringkali kelayuan didahului dengan menguningnya daun, terutama daun bagian bawah. Kelayuan dapat terjadi sepihak. Pada batang kadang terbentuk akar adventif. Pada tanaman yang masih muda dapat menyebabkan matinya tanaman secara mendadak karena pada pangkal batang terjadi kerusakan.
Batang tanaman yang layu, apabila dipotong melintang terdapat warna coklat kehitaman, maka dugaan besar, tanaman terserang oleh cendawan/jamur Fusarium sp. Untuk lebih meyakinkan lagi,rendamlah batang tanaman tersebut, pada botol plastik yang diisi air, apabila dalam tempo satu malam, tidak keluar cairan seperti lendir, maka sudah bisa dipastikan bahwa tanaman terkena layu akibat jamur. Namun, Apabila dari batang tersebut keluar eksudat lendir, maka bisa dipastikan bahwa tanaman terserang bakteri.
Adapun cara pengendaliannya yaitu :
-          Memberikan bakterisida pada tanaman yang terserang.
-          Melakukan sanitasi berkala pada kebun budidaya.
-          Pengaturan jarak tanam yang tepat untuk menjaga kelembaban pada musim hujan.
-          Pemeliharaan tanaman yang dilakukan secara hati-hati untuk menghindari adanya luka pada tanaman yang memicu adanya pertumbuhan bakteri dibekas luka.
-          Pasca panen dilakukan pencucian dengan larutan clorin.
-          Pemilihan bibit dan benih yang sehat dan tahan serangan bakteri.
h.      Antraknosa Cabai (Gloesporium piperatum)
       Klasifikasi­     :
                             - Kingdom       : Fungi
                             - Filum             : Ascomycota
                             - Kelas             : Sodarimycates
                             - Suku              : Phyllachoraceae
                             - Marga            : Gloesporium
                 - Spesies         Gloesporium piperatum
Penyakit antraknosa disebabkan oleh cendawan Colletotrichum capsici dan Gloeosporium piperatum. Di kalangan petani, penyakit ini lebih familiar disebut patek. Penyakit Colletotrichum capsici menginfeksi buah cabai dengan membentuk bercak cokelat hitam kemudian meluas menjadi busuk dan lunak, serangan yang sudah berat atau parah menyebabkan buah cabai mengering dan  keriput. Pada bagian tengah bercak terdapat kumpulan titik-titik hitam dari koloni cendawan, penyakit Gloeosporium piperatum menyerang tanaman cabai pada saat buah cabai masih hijau, biasanya mengakibatkan mati ujung. Pada buah cabai terserang terlihat bintik-bintik kecil kehitaman dan berlekuk, bintik-bintik ini pada bagian tepi berwarna kuning, membesar serta memanjang. Ketika kondisi lembab, cendawan Gloeosporium piperatum membentuk lingkaran memusat berwarna merah jambu.
Buah cabai yang terserang harus dimusnahkan dari area penanaman cabai. Pengamatan terhadap tanaman cabai harus dilakukan setiap hari, terutama saat musim hujan. Upaya pengendalian : Secara kimiawi semprotkan fungisida sistemik, contoh bahan aktifnya seperti benomil, difenokonazol, karbendazim, metil tiofanat, atau tebukonazol, dan fungisida kontak bahan aktif azoksistrobin, klorotalonil, atau mankozeb.
i.        Bulai pada Jagung (Peronosclerospora maydis)
Klasifikasi­            :
                             - Kingdom       : Fungi
                             - Filum             : Heterokontophyta
                             - Kelas             : OOmycetes
                 - Suku              : Peronosporaceae
                             - Marga            : Peronosclerospora
                             - Spesies         Peronosclerospora maydis
Penyakit bulai ditandai dengan warna daun tanaman muda yang mendadak menjadi bergaris-garis kuning pucat (klorosis) atau bahkan putih yang kemudian menyebar ke seluruh daun. Pada serangan yang berat, seluruh tubuh tanaman berwarna kuning pucat dan kemudian mati. Penyakit ini apabila menyerang pada stadium pertumbuhan awal dapat menyebabkan 100% kegagalan panen.
Pada dikotil, serangan downy mildew dikenal memberikan gejala yang berbeda dan dikenal sebagai penyakit embun.
Jamur dapat bertahan hidup sebagai miselium dalam biji, namun tidak begitu penting sebagai sumber inokulum. Infeksi dari konidia yang tumbuh di permukaan daun akan masuk jaringan tanaman melalui stomata tanaman muda dan lesio lokal berkembang ke titik tumbuh yang menyebabkan infeksi sistemik. Konidiofor dan konidia terbentuk keluar dari stomata daun pada malam hari yang lembab. Apabila bijinya yang terinfeksi, maka daun kotiledon selalu terinfeksi, tetapi jika inokulum berasal dari spora, daun kotiledon tetap sehat. Pembentukan konidia jamur ini menghendaki air bebas, gelap, dan suhu tertentu, P. maydis di bawah suhu 24oC.
Adapun pengendaliannya :
-          Penggunaan varietas tahan adalah (Melalui suatu seri persilangan merupakan cara yang lebih aman dan efektif dibandingkan penggunaan fungisida yang dapat mencemari lingkungan)
-          Pemusnahan tanaman terinfeksi
-          Pencegahan dengan fungisida sistemik berbahan aktif metalaksil
-          Pengaturan waktu tanam agar serempak
-          Pergiliran tanaman.
j.        Busuk Tongkol Jagung (Rhizoctonia solani)
       Klasifikasi­     :
                             - Kingdom       : Fungi
                             - Filum             : Basidiomycota
                             - Kelas             : Agaricomycetes
                             - Suku              : Ceratobasidiaceae
                             - Marga            : Rhizoctonia
                 - Spesies         Rhizoctonia solani
Gejala Penyakit busuk pelepah pada budidaya jagung umumnya terjadi di pelepah daun, gejalanya terdapat bercak berwarna agak kemerahan kemudian berubah menjadi abu-abu, selanjutnya bercak meluas, seringkali diikuti pembentukan sklerotium berbentuk tidak beraturan, berwarna putih kemudian berubah menjadi cokelat.
Gejala serangan penyakit ini dimulai dari bagian tanaman yang paling dekat dengan permukaan tanah kemudian menjalar ke bagian atas. Penanaman varietas tidak tahan penyakit ini (rentan), serangan cendawan penyebab busuk pelepah dapat mencapai pucuk atau tongkol jagung. Cendawan ini bertahan hidup sebagai miselium dan sklerotium pada biji jagung, di dalam tanah serta pada sisa-sisa tanaman di lahan. Keadaan tanah basah, lembab, serta drainase kurang baik akan merangsang pertumbuhan miselium dan sklerotia, sehingga kondisi semacam ini merupakan sumber inokulum utama.
Adapun pengendalian yang dapat dilakukan seperti :
-    Menggunakan varietas/galur tahan sampai agak tahan terhadap penyakit hawar pelepah seperti : Semar-2, Rama, Galur GM 27.
-    Diusahakan agar penanaman jagung tidak terlalu rapat sehingga kelembaban tidak terlalu tinggi.
-        Lahan memiliki drainase baik.
-        Pergiliran tanaman, tidak  menanam  jagung terus menerus di lahan yang sama.
-        Penyemprotan fungisida menggunakan bahan aktif mancozeb atau karbendazim.
k.     Hawar Pelepah Daun padi (Rhizoctania solani)
Klasifikasi­     :
                             - Kingdom       : Fungi
                             - Filum             : Basidiomycota
                             - Kelas             : Agaricomycetes
                 - Suku              : Ceratobasidiaceae
                             - Marga            : Rhizoctonia
                             - Spesies           Rhizoctonia solani
Hawar pelepah padi menjadi penyakit yang semakin penting di beberapa negara penghasil padi. Di Indonesia, hawar pelepah mudah ditemukan pada ekosistem padi dataran tinggi sampai dataran rendah. Gejala penyakit dimulai pada bagian pelepah dekat permukaan air. Gejala berupa bercak-bercak besar berbentuk jorong, tepi tidak teratur berwarna coklat dan bagian tengah berwarna putih pucat. Semenjak dikembangkan varietas padi yang beranakan banyak dan didukung oleh pemberian pupuk yang berlebihan terutama nitrogen, serta cara tanam dengan jarak yang rapat menyebabkan perkembangan hawar pelepah semakin parah. Kehilangan hasil padi akibat penyakit hawar pelepah dapat mencapai 30%.
Penyakit hawar pelepah mulai terlihat berkembang di sawah pada saat tanaman padi stadia anakan maksimum dan terus berkembang sampai menjelang panen, namun kadang tanaman padi di pembibitan dapat terinfeksi parah. Rhizoctonia solani Kuhn termasuk cendawan tanah, sehingga disamping dapat bersifat sebagai parasit juga dapat sebagai saprofit. Pada saat tidak ada tanaman padi, cendawan ini dapat menginfeksi beberapa gulma di pematang juga tanaman palawija yang biasanya digunakan untuk pergiliran tanaman seperti jagung dan kacang-kacangan. Cendawan ini bertahan di tanah dalam bentuk sklerosia maupun miselium yang dorman. Sklerosia banyak terbentuk pada tumpukan jerami sisa panen maupun pada seresah tanaman yang lain. Selama pengolahan tanah sklerosia tersebut dapat tersebar ke seluruh petakan sawah dan menjadi inokulum awal penyakit hawar pelepah pada musim tanam berikutnya.Fenomena ini menunjukkan bahwa sumber inokulum penyakit hawar pelepah selalu tersedia sepanjang musim. Hawar pelepah padi (Rhizoctonia solani Kuhn.) dapat dikendalikan secara kimia, biologi, dan teknik budidaya, pengendalian secara kimia dengan menggunakan fungisida berbahan aktif benomyl, difenoconazol, mankozeb, dan validamycin dengan dosis 2cc atau 2g per satu liter air dapat menekan perkembangan cendawan R. solani Kuhn dan keparahan hawar pelepah.
Pengendalian secara biologi dengan penyemprotan beberapa bakteri antagonis dapat mengurangi tingkat keparahan hawar pelepah. Penambahan bahan organik yang sudah terdekomposisi sempurna/sudah matang (kompos jerami dengan C/N rasio ±10) dengan dosis 2 ton/ha, dapat menekan perkecambahan sklerosia di dalam tanah dan menghambat laju perkembangan penyakit hawar pelepah di pertanaman.
Pengendalian dengan teknik budidaya diantaranya yaitu menerapkan jarak tanam tidak terlalu rapat, pemupukan komplit dengan pemberian nitrogen sesuai kebutuhan, serta didukung oleh cara pengairan yang berselang. Cara ini dapat menekan laju infeksi cendawan R. solani pada tanaman padi.  Disamping itu, pengurangan sumber inokulum di lapangan dapat dilakukan dengan sanitasi terhadap gulma-gulma disekitar sawah, pengendalian penyakit hawar pelepah mempunyai peluang keberhasilan yang lebih tinggi bila taktik-taktik pengendalian tersebut di atas dipadukan (pengendalian penyakit secara terpadu).
l.        Bercak Buah Pepaya (Fusarium oxysporum)
       Klasifikasi­     :
                             - Kingdom       : Fungi
                             - Filum             : Ascomycota
                             - Kelas             : Sodariomycetes
                             - Suku              : Nectriaceae
                             - Marga            : Fusarium
                 - Spesies         Fusarium oxysporum
Penyakit ini disebabkan adanya cendawan (Fusarium oxysporium) yang tumbuh pada bagian buah papaya, penyakit ini tidak hanya menyerang buah namun juga menyerang bagian lain seperti batang, akar, maupun daun. Adanya cendawan ini maka pada tanaman papaya akan mengalami busuk membentuk cincin jika pada buah. Penyakit ini mampu dikendalikan dengan cara :
-          Pemilihan bibit ataupun benih yang unggul dan sehat.
-          Perbaikan drainase dan sanitasi kebun yang terjadwal.
-       Tanaman yang sudah parah serangannya dapat segera dimusnahkan dengan mencabutnya dan membakarnya agar tidak menyebarkan jamur ke tanaman lain.
-  Penggunaan fungisida dengan bijak pada bagian tanah yang baru diolah untuk awal penanaman.
m.    Karat pada Ranting Sengon (Uromycladium sp.)
Klasifikasi­                 :
                                         - Kingdom       : Fungi
                                         - Filum             : Namathelminthes
                                         - Kelas             : Basidiomycetes
                             - Suku              : Pucciniceae
                                         - Marga            : Uromycladium
                             - Spesies         Uromycladium sp.
Serangan karat puru pada sengon ditandai dengan terjadinya pembengkakan (galls) pada ranting/cabang, pucuk-pucuk ranting, tangkai daun dan helaian daun. Gall ini merupakan tubuh buah dari jamur, penyakit karat puru dapat menjadi persoalan yang serius dalam pengelolaan tanaman sengon. Penyebaran penyakit ini sangat cepat. Penyakit ini menyerang sengon mulai dari persemaian sampai lapangan dan pada semua tingkat umur. Kerusakan serius bila serangan terjadi pada tanaman muda (umur 1- 2 tahun), karena titik-titik serangan (gall) bisa terjadi di batang utama sehingga batang utama rusak/cacat, tidak dapat menghasilkan pohon berkualitas batang yang tinggi). 
Penyebab penyakit karat puru yang menyerang tegakan sengon adalah jamur Uromycladium tepperianum. Jamur ini dikenal sebagai jamur karat yang menyerang lebih dari seratus spesies Acacia, jenis-jenis Paraserianthes/Albizia spp., Racosperma spp. (ketiganya merupakan anggota famili Fabaceae {= Leguminosae}), menyebabkan pembengkakan (gall) yang menyolok pada dedaunan dan ranting pohon.  Setiap gall karat puru dapat melepaskan ratusan sampai ribuan spora yang dapat menularkan ke pohon-pohon sekitarnya dengan cepat melalui bantuan angin.  Ukuran, bentuk, dan warna gall bervariasi tergantung bagian tanaman yang terserang dan umur gall.  Warna gall pada awalnya hijau kemudian berubah menjadi coklat. Warna coklat indikasi bahwa spora-spora yang melimpah siap dilepaskan. 
Adapun cara pengendalianya yaitu :
-     Untuk serangan penyakit karat puru di persemaian, maka semai yang menunjukkan gejala serangan harus segera dicabut dan dimusnahkan (dibakar).
-      Untuk mencegah perluasan sebaran penyakit karat puru, perlu pengawasan yang ketat tentang transportasi benih, bibit, dan kayu tebangan dari daerah yang diketahui telah terserang ke daerah yang belum terserang. 
-     Pemeliharaan tanaman yang sudah ada (pemupukan dan penjarangan).
-    Untuk tanaman yang telah terserang, maka upaya yang perlu dilakukan adalah menghilangkan gall dan bagian tanaman yang terserang sedini mungkin, sebelum gall membesar dan berwarna coklat. Langkah selanjutnya adalah mematikan sel-sel penyakit karat puru di bagian yang terserang agar tidak tumbuh gall lagi.
n.      Gosong pada Jagung (Ustilago maydis)
Klasifikasi­                 :
                                  - Kingdom       : Fungi
                                         - Filum             : Basidiomycota
                                         - Kelas             : Ustilaginomycetes
                             - Suku              : Ustilaginales
                                         - Marga            : Ustilago
                             - Spesies         Ustilago maydis
Salah satu penyebab penyakit pada tanaman jagung adalah cendawan hitam. Cendawan hitam (Ustilaginales) biasanya membentuk massa spora berwama hitam dalam basidia yang berbentuk seperti gada. Masing-masing basidia mempunyai 2 atau 4 spora yang bertangkai pendek. Cendawan hitam (smut fungi) ¡ni dapat menyerang tanaman jagungsehingga kualitasnya akan turun dan hasilnya berkurang pula.
Penyakit ini menyerang tanaman jagung, terutama pada tongkolnya. Gejala serangan cendawan ini terjadinya pembengkakan/ terbentuknya kelenjar (gall) pada tongkol. Pembengkakan atau gall yang dibungkus dengan jaringan berwarna putih kehijauan sampai putih perak mengilap merupakan pertanda bahwa cendawan telah masuk ke dalam biji. Cendawan ini bemula dengan warna keputihan sebab masih tertutup membran.K emudian, warna cendawan berubah menjadi lebih tua, yaitu ungu muda dan akhimya menjadi hitam. Ukuran bengkaknya ada yang kecil dan ada yang besar tergantung ukuran tongkol dan tebalnya cendawan. Biji-biji yang terinfeksi yang membengkak akan membentuk kelenjar-kelenjar. Dengan makin membesarnya kelenjar-kelenjar,kelobot terdesak ke samping dan rusak sehingga sebagian dari kelenjar itu tampak dari luar.Jika pembengkakan ini telah masak, membran yang menutup menjadi kering sehingga menyebabkan kelenjar pecah. Kemudian spora berbentuk tepung kering yang berwarna hitam keluar menyebar ke mana-mana.
Tak hanya pada tongkol, cendawan ini dapat menyerang daun, kuncup-kuncup buku pada batang, rangkaian bunga jantan, serta bagian-bagian lainnya. Pembengkakan pada tongkol yang sudah mencapai pertumbuhan maksimal dapat mencapai diameter 15 cm. Gall pada daun tetap kecil dengan diameter 0,6-1,2 cm. Apabila bunga jantan terinfeksi maka semua tongkol pada tanaman tersebut terinfeksi penyakit gosong.
Cara pengendalian penyakit ini yaitu dengan mengatur kelembapan areal pertanamanjagung,  dengan memotong bagian tanaman jagung yang terserang kemudian membakarnya, dan dengan seed treatment.
Fase tumbuh cendawan ini, jika keadaan cocok, spora bisa segera berkecambah. Daya hidup spora bisa sampai bertahun-tahun.Temperatur optimum perkecambahan terletak antara 20_340 C menurut keadaan daerah atau strain. Maksimum temperatur terletak antara 36_380 C, sedangkan temperatur minimum sekitar 80 C. Spora cendawan ada yang masih tetap bisa hidup walaupun telah termakan kuda atau sapi dan telah melewati alat pencernaan. Spora akan segera berkecambah dalam tumpukan kompos dan sporadianya akan melanjutkan tumbuh jika temperatur memungkinkan. Jika waktu kompos ditaburkan untuk pupuk masih hidup, spora akan menyebar ke berbagai tempat. Di lapangan biasanya infeksi terjadi jika tanaman jagung telah setinggi 30 cm sampai 1,5 m dan tongkolnya baru keluar rumbai-rumbainya.
o.      Bercak Daun Garis Coklat (Cercospora oryzae).
Klasifikasi­     :
                             - Kingdom       : Fungi
                             - Filum             : Ascomycota
                              - Kelas            : Dothideomycetes
                             - Suku              : Mycosphaerellaceae
                             - Marga            : Cercospora
                             - Spesies         Cercospora oryzae
Bercak Cercospora (Narrow brown Leaf Spot) penyakit ini menimbulkan kerugian sampai 40%. Penyebab penyakit jamur Cercospora oryzae menghasilkan gejala bercak-bercak lurus sempit memanjang berwarna cokelat kemerahan sejajar dengan ibu tulang daun pada helaian daun bendera, pada fase tumbuh - pemasakan. Banyaknya bercak meningkat pada waktu tanaman membentuk anakan, gejala ini juga dapat terjadi pada pelepah dan kulit gabah.

G.    KESIMPULAN
Dari hasil praktikum Pengenalan Gejala Serangan karena OPT yang dapatkan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.      Patogen adalah sesuatu yang dapat menyebabkan penyakit. Penyakit pada tanaman biasanya disebabkan oleh jamur, bakteri dan virus.
2.     Jamur adalah organisme heterotrof, tidak berklorofil, berinti sel, struktur somatiknya terdiri dari filament yang bercabang-cabang, dinding sel mengandung selulosa atau kitin atau keduanya bersama molekul organik lainnya. Umumnya berkembang biak dengan spora baik secara seksusal maupun aseksual atau menggunakan bagian vegetatif jamur.
3.    Bakteri adalah mikroorganisme bersel satu (unisellular) yang tidak mempunyai klorofil dan berkembang biak dengan cara pembelahan (budding), hidup secara saprofitik atau parasitik dan memperoleh makanan dari bahan organik yang mati atau masik hidup.
4.  Virus adalah suatu partikel atau zarah sub-mikroskopis yang terdiri dari protein kapsid di bagian luar protein kapsomer (coat) yang keduanya membungkus asam nukleat.
5.   Sebagian besar organisme pengganggu tanaman yang muncul atau menyerang pada sampel tanaman yang diamati adalah penyakit yang disebabkan karena cendawan atau jamur.
6.   Bermacam – macam OPT menimbulkan macam-macam gejala sesuai dengan bagian tanaman yang diserang.
7.  Gejala yang timbul pada tanaman sangat mengganggu proses tumbuh dan berkembangnya suatu tanaman yang akan mempengaruhi hasil budidaya dan sangat merugikan bagi petani.
8. Pengendalian yang baik dilakukan terhadap serangan OPT adalah pengendalian secara preventif yaitu dengan pemilihan benih atau bibit yang unggul dan tahan serangan, menjaga kebersihan kebun dan saluran irigasi.


DAFTAR PUSTAKA

Carolina State University Graphics. 107 page.EPPO. (2007). Xanthomonas oryzae. European and Mediterranean plant-Protection Organization.  Bulletin OEPP/EPPO 37: 543-553.
Filzaharani, 2008. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada University   Press, Yogyakarta.
Jackson RW (editor). (2009). Plant Pathogenic Bacteria: Genomics and Molecular Biology. Caister Academic Press.
Martoredjo, T, (1989). Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan Bagian Dari Perlindungan Tanaman. Andi Offset, Yogyakarta.
Mynature-faiq. (2010). Pengenalan penyakit tanaman pangan. http://mynature-faiq.blogspot.com/2010/07/pengenalan-penyakit-tanaman-pangan.html. diakses 22 April 2017.
Nasution, Ahmad Sanusi. (2008). Pengenalan Patologi/Penyakit Tumbuhan. http://sanoesi.wordpress.com/2008/12/17/pengenalan-patologipenyakit-tumbuhan/ Diakses 22 April 2017
Semangun, H. (1996). Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Setiadi, 2000. Dasar–Dasar Perlindungan Tanaman Umum. Bumi Aksara, Padang
Taylor, A.L. and J.N. Sasser. (1978). Biologi, identification and control of root knot nematodes (Meloidogyne spp) International Carolina Meloidogyne Project. Printed by Nor
Tjahjadi, Nur. (1989). Hama dan Penyakit Tanaman. Palembang: Kanisius
Triharso. (1996). Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada UniversityPress, Yogyakarta.
Whitehead, A.G. (1998). Plant Nematode Control. CAB International, London.
adsense 336x280

0 Response to "Laporan Praktikum OPT Pengenalan Gejala Serangan Karena OPT "

Post a Comment

silahkan berkomentar dengan baik dan benar sesuai artikel diatas