![adsense 336x280 adsense 336x280](https://2.bp.blogspot.com/-20IUI16UYfo/VsraTt2CRpI/AAAAAAAAB10/FKzsnv6LSq0/s1600/adsense336x280.png)
1. Mengetahui
gerak kapiler pada tanah pasir,biasa dan liat
2. Mengetahui
kadar air tanah pasir, biasa dan liat pada kapasitas lapang
3. Mengetahui
tanah yang baik untuk menahan air
4. Mengetahui
karakteristik tanah pasir, biasa dan liat
II.
DASAR TEORI
Tanah merupakan media penting bagi tumbuhan karena tanah
menyedikan berbagai macam kebutuhannya. Tanah berperan penopang tegaknya
tumbuhan, disamping menyuplai seluruh nutrisi yang dibutuhkan. Air merupakan
salah satu komponen tanah sebagai pelarut dan media reaksi kimia dalam tanah.
Keberadaan air dalam tanah terdapat dalam beberapa bentuk,meliputi air
gravitasi,air kimia,air hidroskopis dan air kapiler. Air kapiler dan air
hidroskpis dapat dimanfaatkan akar tumbuhan,sedangkan yang lain tidak.Kesedian
air dalam tanah sangat dipengaruhi oleh strukrur dan tektur tanah itu sendiri.
Tanah bertektur pasir,debu dan liat memiliki daya ikat air yang berbeda.
(Hakim,1986).
Tanah liat mampu menahan lebih banyak air yang tersedia
bagi tumbuhan. Tanah yang kaya akan tanah liat dan humus (atau tanah bertekstur
sedang) mampu menahan air paling banyak, tapi bila strukturnya buruk, ruang
diantara partikelnya menjadi kurang. Karena tumbuhan memerlukan oksigen untuk
mendukung respirasi akarnya, maka tanah seperti itu tidak baik bagi pertumbuhan
tumbuhan. Penerobosan akar mungkin akan terhambat di tanah liat
(Salisbury,1995).
Air yang tersedia di tanah bersumber dari curah hujan,
irigasi, tingginya kemampuan menahan air, besarnya penguapan langsung melalui
tanah dan evapotranspirasi serta tingginya muka air tanah. Bagi ebagian
tumbuhan, air mempunyai fungsi antara lain sebagai bahan dasar tanaman, sebagai
bahan dasar pembentuk karbohidrat, lemak dan protein dalam metabolisme yang
berlangsung pada jaringan tanaman, serta sebagai pelarut unsur hara. Tanaman
dapat mengambil unsur hara dari tanah bila unsur hara tersebut terlarut dalam
larutan tanah (Jhon. 2004).
Menurut (Majid 2011) bahwa air yang terdapat di dalam
tanah karena ditahan dengan massa tanah dan karena keadaan drainase yang kurang
baik. Air dapat meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adhesi,
kohesi, dan gravitasi.
Kapasitas absorbsi air oleh akar tergantung pada
potensial air larutan tanah dan potensial cairan xylem akar. Pada tumbuhan yang
dipotong, perbedaannya dapat mencapai -1 sampai -3 bar, sedangkan pada tanaman
utuh perbedaannya dapat meningkat dikarenakan besarnya tanaman tekanan yang
terbenuk dalam xylem. Pada umumnya potensial solute dari cairan xylem tidak
melebihi -20 bar. Pada potensial -15 sampai -20 bar kebanyakan daun sudah
mengalami kehilangan turgor. Bagaimana dengan keadaam potensial air tanah?
Tanah tidak selalu dalam keadaan basah, tanah sering berada dalam berbagai
tingkat kekeringan (Muis. 2011).
Pengaturan kadar air tanah pada waktu-waktu tertentu yang
tidak kritis bagi tanaman memungkinkan untuk mencukupi kebutuhan air pada lahan
yang luas pada musim kemarau secara produktif. Kisaran air tanah tersedia
bagi tanaman merupakan air yang terikat antara kapasitas lapang dan titik layu
permanen yang besarnya bervariasi tergantung pada tekstur tanah (Hayati, 2010 :
25).
Cara mengetahui bahwa air itu telah mencapai kira-kira
kapasitas lapang adalah jika air siraman itu telah mambasahi seluruh media
didalam tanah (dalam pot) yang ditandai dengan keluarnya air siraman dari
lubang pot (Sudarmono, 2009: 28).
Kapasitas lapang (field capacity) adalah kemampuan
partikel tanah untuk menahan sejumlah air sebanyak mungkin terhadap adanya gaya
tarik bumi (grafitasi). Penentuan kapasitas lapang (KL) dilakukan untuk
mengetahui volume penyiraman yaitu dengan metode gravimetric. Mengisi 7 buah
pot ukuran 1 kg dengan media tanam yang akan digunakan, masingmasing pot diisi
media tanam sebanyak 500 g (Herdiawan, 2013: 259).
Tingkat kapasitas lapang sangat berperan penting dalam
bercocok tanam di suatu daerah, apabila kapasitas lapang pada suatu tanaman
tidak di perhatikan maka tanaman tersebut tidak bisa tumbuh dengan optimal.
Untuk menentukan kapasitas lapang dapat digunakan dengan metode membandingkan
kadar air kapasitas lapang di teko dengan kadar air kapasitas di bedengan
(Andesbi, 2014: 29)
III.
ALAT DAN BAHAN
A. Gerak
kapiler pada tanah
·
Alat
·
Statif dan klem
·
Tali rafia
·
Kain kasa
·
Beaker glass
· Pipa plastik yang transparan berdiameter 3 cm dan panjang 50 cm
· Pipa plastik yang transparan berdiameter 3 cm dan panjang 50 cm
·
Penggaris
·
Alat tulis
·
Bahan
·
Tanah pasir
·
Tanah liat
·
Tanah biasa
·
Air
B. Kadar
air tanah pada kapasitas lapang
·
Alat
·
Statif dan klem
·
Tali rafia
·
Timbangan
·
Kain kasa
·
Beaker glass
·
Pipa plastik yang transparan
berdiameter 3 cm dan 50 cm
·
Penggaris
·
Alat tulis
·
Bahan tanah pasir
·
Tanah liat
·
Tanah biasa
·
Air
IV.
CARA KERJA
A. Gerak
kapiler pada tanah
1. Mengeringkan
ketiga tanah sampai kering, kemudian mengeringkan tanah berbentuk gumpalan,
maka menghancurkannya dan mengayaknya
2. Memasukkan
masing-masing contoh tanah kedalam pipa plastik yang bagian bawahnya telah
tertutup oleh kain kasa sampai terisi tanah hampir penuh
3. Menegakkan
pipa plastik tersebut pada statif dan memasukkan bagian bawahnya yang tertutup
kain kasa tersebut ke dalam beaker glass yang berisi air
4. Mengamati
kenaikan air dalam pipa tadi setiap hari selama 1 minggu
5. Mengukur
tinggi kapiler dari masing-masing tipe tanah dalam pipa tersebut
6. Menambahkan
air bila berkurang atau mengusahakan tinggi air dalam beaker glass tetap.
B. Kadar
air tanah pada kapasitas lapang
1. Mengeringkan
ketiga jenis tanah sampai kering
2. Mentutup
bagian bawah pipa dengan kain kasa
3. Memasukkan
tanah yang telah kering dan sudah halus ke dalam pipa plastik sampai setinggi
10 cm sebelum ujung atas pipa danmenutup permukaannya dengan kapas setebal ½ -1
cm
4. Menegakkan
pipa tersebut pada statif dengan menggunakan klem
5. Menuangkan
air pada bagian atas pipa secukupnya dan menutup ujung atas pipa dengan penutup
yang longgar
6. Membiarkan
air meresap kedalam tanah dalam pipa tersebut
7. Memeriksa
setiap hari batas\ tanah yang basah dengan yang kering dan mencatat pada hari
keberapa atas tersebut tidak bergerak turun lagi
8. Mengambil
sebagian tanah yang basah dan timbang beratnya apabila peresapan air sudah
berhenti yaitu apabila batas tanah yang basah dengan yang kering sudah tidak
berubah posisi lagi
9. Mengeringkan
tanah yang sudah ditimbang tersebut sampai kering betul kemudian ditimbang lagi
V.
HASIL PENGAMATAN
A. Gerak
kapiler pada tanah
Jenis tanah
|
Kenaikan
air
|
||||||
H
1
|
H
2
|
H3
|
H
4
|
H
5
|
H6
|
H
7
|
|
Tanah
Pasir kel 1 dan 4
|
9
cm
|
11,8
cm
|
11,9
cm
|
12
cm
|
12,5
cm
|
13
cm
|
|
12
cm
|
8
cm
|
8
cm
|
8
cm
|
9
cm
|
10
cm
|
||
Tanah biasa kel 2
|
1
cm
|
24,8
cm
|
24,8
cm
|
25,3
cm
|
31
cm
|
31,5
cm
|
|
Tanah liat kel 3
|
0
cm
|
43
cm
|
43
cm
|
43
cm
|
43
cm
|
43
cm
|
|
B. Kadar
air tanah pada kapasitas lapang
Jenis tanah
|
Kenaikan air
|
||||||
H1
|
H2
|
H3
|
H4
|
H5
|
H6
|
H7
|
|
Tanah pasir kel 7
|
2,5 cm
|
6,5 cm
|
6,5 cm
|
6,5 cm
|
6,5 cm
|
6,5 cm
|
|
Tanah biasa kel 5 dan 8
|
2,4 cm
|
5 cm
|
6 cm
|
6,5 cm
|
7,0 cm
|
7,2 cm
|
|
1,7 cm
|
4,7 cm
|
5 cm
|
5 cm
|
5 cm
|
5,3 cm
|
||
Tanah liat kel 6
|
2,1 cm
|
6 cm
|
7,2 cm
|
7,2 cm
|
7,2 cm
|
7,2 cm
|
C. Selisih
Keadaan
|
Tanah pasir
|
Tanah biasa
|
Tanah liat
|
Basah
|
38,70
|
25,49
|
30,099
|
Kering
|
31,20
|
22,14
|
25,22
|
Selisih
|
7,50
|
3,35
|
4,87
|
VI.
PEMBAHASAN
Tanah adalah media yang sangat penting bagi tumbuhan
karena dapat menyimpan unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Tanah juga
berperan sebagai penopang tumbuhan agar tidak mudah roboh dengan cara
menancapkan akar kedalam tanah. Tanah ini di kelompokkan menjadi 3 yaitu :
tanah pasir, debu, dan tanah liat.
Pada percobaan ini dilakukan dua percobaan yaitu gerak
kapiler pada tanah dan kadar air tanah pada kapasitas lapang. Pada percobaan
gerak kapiler pada tanah digunakan untuk mengukur daya kapiler/serap terhadap
tanah. Tanah yang digunakan adalah tanah pasir, tanah biasa dan tanah liat.
Pada percobaan ini ketiga tanah yang sudah kering dan halus setelah diayak
dimasukkan ke pipa plastik sampai terisi penuh. Kemudian bagian bawahnya
ditutup dengan kain kasa, kain kasa ini digunakan untuk menahan tanah didalam
pipa sekaligus digunakan agar dapat menyerap air. Kemudian pipa ditegakkan dan masukkan bagian bawahnya ke dalam air
gelas piala yang berisi air. Kemudian amati kenaikan air setiap hari selama
seminggu. Pada tanah berpasir dilakukan oleh kelompok 1 dan 4. Gerak kapiler
pada tanah pasir ini sangat terlihat perbedaannya dari hari ke hari yaitu
semakin naiknya tanah yang basah. Naiknya kapiler ini karena pasir mempunyai
pori-pori yang besar antara 0,02-2,0 mm. Dan tekstur pasir juga besar dan kasar
sehingga memungkinkan air untuk masuk/ terserap pasir secara cepat. Kerugian dari
pasir sendiri adalah unsur hara tidak dapat tersimpan dengan lama. Sehingga
tidak cocok untuk media tanam tanaman. Pada tanah biasa gerak kapiler terjadi
secara bertahap, percobaan ini dilakukan oleh kelompok 2. Pada hari pertama
sampai ke empat tidak terjadi kenaikan kemudian pada hari ke lima sampai hari
ke 7 mengalami kenaikan dari 25,3 cm ke 31 cm dan 31,5 cm. Dari percobaan ini
membuktikan bahwa tanah biasa menyerap air secara lambat, karena tanah biasa
memiliki pori-pori yang kecil sehingga dapat menyimpan unsur hara yang lama
sebagai kebutuhan nutrisi tanaman. Kemudian pada tanah liat di lakukan oleh
kelompok 3, pada percobaan ini yanah liat susah untuk menyerap air karena
berdasarkan tabel dari hari pertama sampai hari ke tujuh tidak ada kenaikan
sehingga jika memberikan unsur hara pada tanah maka unsur hara tidak akan
terbawa oleh air dan akan tersimpan dengan baik sebagai kebutuhan nutrisi
tanaman.
Percobaan selanjutnya yaitu kadar air tanah pada
kapasitas lapang. Kapasitas lapang terjadi apabila tanah tersebutmengandung air
kapiler dalam jumlah maksimum, yaitu jumlah maksimum yang dapat dipertahankan
melawan gravitasi. Pada percobaan ini
digunakan tiga bahan yaitu tanah pasir, tanah biasa dan tanah liat. Sebelumnya
tanah dikeringkan sampai benar-benar kering. Masing-masing tanah dimasukkan
kedalam tiga pipa sampai setinggi 10 cm sebelum ujung pipa.dan tutup
permukaannya dengan kapas setebal 1 ½ cm. Kemudian tegakkan pipa dan tuang air
pada bagian atas pipa secukupnya lalu tutup tutup ujung atas pipa dengan
penutup yang longgar. Biarkan air meresap kedalam tanah selama seminggu. Pada
tanah pasir kenaikan air berlangsung secara cepat karena dihari pertama
kenaikan air 2,5 cm kemudian pada hari ke 3 sampai ke 7 tidak ada kenaikan. Hal
ini dikarenakan pasir memiliki pori-pori yang besar dan struktur tanah yang
besar pula sehingga air dapat langsung meresap ke pasir sampai bawah tanpa
membutuhkan waktu yang lama. Dan tanah berpasir hanya mampu menyimpan air yang
tersedia dalam jumlah sedikit. Akibatnya tanaman tidak dapat bertahan dalam
kondisi tersebut. Dan tanaman akan cepat layu. Pada tanah biasa dilakukan oleh
kelompok 5 dan 8 kapasitas lapang pada
tanah ini bergerak secara bertahap. Karena tanah lapang memiliki pori-pori yang
kecil sehingga daya serap tanah ke bawah membutuhkan waktu yang cukup lama
untuk menembus pori-pori. Berdasarkan tabel pengamatan air kapiler maksimum
sampai 7,2 dan 5,3 cm dari yang awalnya 2,4 dan 1,7 dan proses kapiler ini
berlangsung secara bertahap setiap harinya. Tanah ini baik untuk media
pertumbuhan karena penyimpanan hara tidak mudah hilang. Kemudian kapasitas
lapang pada tanah liat dilakukan oleh kelompok 6. Pada percobaan ini air
langsung berhenti pada hari ke 4 dengan kedalaman 7,2 dari yang awalnya 2,1 cm.
Pada tanah liat ini sama seperti kejadian pasir tetapi tekstur tanah ini sangat
kecil dan pori-porinya sangat kecil sehingga unsur hara pada tanah liat lebih
baik dalam menyimpan unsur hara untuk tanaman.
Setelah mencari kapiler dan kapasitas lapang, kemudian
mencari selisih dari media yang basah dan yang kering. Pada tanah pasir saat
keadaan basah beratnya 38,70 dan berat keringnya 31,20 menghasilkan selisih
7,50. Mengapa demikian ? karena saat basah pasir berkumpul dan butirannya pun
besar sehingga saat ditimbang pasir terasa berat dari pada saat keing. Pada
tanah biasa saat basah beratnya 25,49 dan saat kering 22,14 menghasilkan
selisih 3,35. Hal tersebut terjadi karena tanah biasa mempunyai tekstur yang
kecil sehingga selisih antara berat basah dan kering cenderung kecil. Padaa
tanah liat berat basahnya 30,099 dan berat keringnya 25,22 menghasilkan selisih
4,87 pada tanah ini memiliki tekstur yang sangat kecil dan pori-pori yang
sangat kecil pula sehingga selisihnya tidak terlalu kecil karena dengan
kecilnya tekstur maka tanah liat pun semakin banyak yang terkumpul.
VII. KESIMPULAN
Kesimpulan
yang dapat diambil dari praktikum ini adalah :
1. Tanah
merupakan media tanam tumbuhan yang berguna untuk menyimpan nutrisi
2. Pasir
mempunyai tekstu yang besar serta pori-pori yang besar
3. Tanah
biasa dan tanah liat mempunyai tekstur yang kecil dan pori-pori yang kecil
pula.
4. Daya
simpan air pada tanah liat sangat baik karena pori-pori yang kecil sehingga air
susah untuk mengalir
5. Tanah
liat dan tanah biasa adalah tanah yang baik untuk mengandung kadar air pada
kapasitas lapang karena memiliki pori-pori yang kecil dan tekstur tanah yang
halus yang mampu menahan air kapiler yang cukup baik
6. Kapasitas
lapang terjadi apabila tanah tersebut mengandung air kapiler dalam jumlah
maksimum.
DAFTAR
PUSTAKA
Hakim, Nurhajati
dkk, 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Negeri Lampung: Lampung
Salisbury,1995.Fisiologi Tumbuhan Hubungan air dengan Tanah. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press..Bandung.ITB Press
Jhon. W. 2004. Fisiologi
Tumbuhan. Penerbit ITB, Bandung.
Madjid, 2011. Dasar Dasar Ilmu
Tanah. Jakarta: Erlangga.
Muis. 2011. Kapasitas Air.
Jakarta: Gramedia.
Andesbi, F. 2014. Teknologi pemberian air pada bedengan berdasarkan kadar air kapasitas lapang tanah. Jurnal
Nasional Ecopedon. Vol 2 (2): 29-33.
Hayati, Mardhiah. 2010. Respon Kedelai Kultivar Kipas Putih Dan
Wilis Pada Kadar Air Tanah Yang
Berbeda Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil. jurnal Agrista.Vol 14 (1) : 25-29.
Herdiawan. 2013. Pertumbuhan Tanaman Pakan Ternak Legum Pohon Indigofera zollingeriana pada Berbagai Taraf
Perlakuan Cekaman Kekeringan. Jurnal
JITV, Vol 18 (4): 258-264.
Sudarmono, As. 2009. Mengenal
dan Merawat Tanaman Hias Ruangan. Jakarta: Erlangga.
![adsense 336x280 adsense 336x280](https://2.bp.blogspot.com/-20IUI16UYfo/VsraTt2CRpI/AAAAAAAAB10/FKzsnv6LSq0/s1600/adsense336x280.png)
0 Response to "Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan Hubungan Antara Tanah Dan Air"
Post a Comment