![adsense 336x280 adsense 336x280](https://2.bp.blogspot.com/-20IUI16UYfo/VsraTt2CRpI/AAAAAAAAB10/FKzsnv6LSq0/s1600/adsense336x280.png)
1. Mengetahui
nama-nama alat untuk aplikasi pestisida.
2. Mengetahui
macam jenis alat untuk aplikasi pestisida.
3. Mengetahui
cara penggunaan masing-masing alat aplikasi pestisida.
4. Mengetahui
masing-masing fungsi bagian dari alat aplikasi pestisida.
B.
DASAR TEORI
Penyakit
tanaman merupakan salah satu faktor penting yang dapat menyebabkan kerugian
terhadap produksi tanaman. Tidak sedikit petani yang mengeluh akibat
tanamannya terkena penyakit. Sudah banyak cara yang dilakukan petani
untuk mengendalikan penyakit demi melindungi tanaman dan menjaga
produktivitasnya. Pengendalian pun dilakukan dengan macam-macam
cara, seperti dengan cara mekanik, fungisida sintetik, jamur entomoptogen, dan
lain sebagainya. Efektifitas pestisida juga sangat bergantung dengan teknik aplikasinya. Pengendalian
yang paling sering digunakan yaitu dengan pestisida sintetik. Penggunaan
pestisida ini dilakukan dengan teknik yang berbeda-beda tergantung dengan
pathogen, jenis tanaman, dan lingkungannya. Namun yang sering digunakan yait teknik sprayer atau
penyemprotan. Aplikasi pestisida dengan cara ini dianggap lebih
mudah dan lebih praktis.
Pestisida
adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang
digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di sini adalah
sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang
disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian nematoda (bentuknya
seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain
yang dianggap merugikan (Agrios, 1996).
Di
bidang pertanian, penggunaan pestisida juga telah dirasakan manfaatnya untuk
meningkatkan produksi. Dewasa ini pestisida merupakan sarana yang sangat
diperlukan. Terutama digunakan untuk melindungi tanaman dan hasil tanaman,
ternak maupun ikan dari kerugian yang ditimbulkan oleh berbagai jasad
pengganggu. Bahkan oleh sebahagian besar petani, beranggapan bahwa pestisida
adalah sebagai “dewa penyelamat” yang sangat vital. Sebab dengan bantuan
pestisida, petani meyakini dapat terhindar dari kerugian akibat serangan jasad
pengganggu tanaman yang terdiri dari kelompok hama, penyakit maupun gulma.
Keyakinan tersebut, cenderung memicu pengunaan pestisida dari waktu ke waktu
meningkat dengan pesat (Ekha, 1988).
Dalam
pengaplikasian pestisida, apalagi dengan teknik semprot itu digunakan dengan
alat-alat aplikasi petisida. Alat-alat aplikasi ini sangat membantu untuk
mengaplikasikan pestisida ke tanaman. Berbagai macam alat aplikasi pestisida
sudah banyak dikenalkan dan digunakan di lapangan. Karena pentingnya alat-alat
aplikasi pestisida inilah dilakukan praktikum pengenalan alat-alat aplikasi
pestisida.
Perlunya
penggunaan pestisida dikarenakan pestisida ini merupakan racun yang mempunyai
nilai ekonomis terutama bagi petani. Pestisida memiliki kemampuan membasmi
organisme selektif (target organisme), dengan adanya pestisida ini petani
sangat terantu dalam mencegah serangan hama dan penyakit yang mengganggu hasil
panen produk petani baik pada pratanam, tanam, pemeliharaan, panen, sampai
pasca panen keberadaan pestisida ini memiliki andil besar untuk mempertahankan produk pertanian.
Dalam
mengaplikasikan pestisida maka diperlukan alat yang dapat memudahkan petani
untuk mengendalikan penyakit pada tanaman tersebut. Beberapa alat yang biasa
digunakan adalah : Semi-Automatic Sprayer, Automatic Sprayer, Blower
Sprayer, Swing Fog, Soil Injector, Micron Ulva, Dll. Sehingga dengan
menggunakan alat tersebut, petani dapat mengaplikasikan pestisida dengan lebih
efektif dan efisien.
C. ALAT DAN BAHAN
a. Alat
-
Alat tulis
-
Kertas
-
Fogging
-
Sprayer Cangklong
-
Hand Sprayer
-
Sprayer Gendong
b. Bahan
-
Sample aplikasi
pestisida
D. CARA KERJA
1. Menyiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Mengamati
alat dan menggambarnya disertai dengan bagian-bagiannya.
E. HASIL PRAKTIKUM
Terlampir
(2 lembar)
F. PEMBAHASAN
Istilah "mengendalikan" OPT
bukan berarti harus diberantas habis. Namun pengendalian disini adalah usaha
pengendalian populasi atau tingkat kerusakan karena OPT agar kerusakan dapat
ditekan serendah mungkin sehingga secara ekonomis tidak merugikan
(Djojosumarto, 2004).
Dalam proses pengendalian tersebut
digunakan beberapa macam alat pertanian. Hal ini bergantung pada jenis
pengendalian yang diaplikasikan. Pengaplikasian pestisida cair atau bahan-bahan
lain umumnya diaplikasikan menggunakan sprayer. Sprayer merupakan alat yang
difungsikan sebagai penyebar karena memiliki kemampuan jangkauan penyebaran dan
kerataan bahan ke tanaman yang merata.
Pada praktikum ini, alat-alat yang
diamati adalah Fogging, Sprayer cangklong,
Hand Sprayer, dan Sprayer Gendong. Penjelasan lebih lanjut mengenai 4 alat
tersebut adalah sebagai berikut.
a. Fogging
Mesin
pengabut swingfog dengan bahan bakar bensin yang dikembangkan oleh motan,
bekerja berdasarkan prinsip semburan berpulsa. Campuran bahan bakar bensin dan
udara secara berseri dibakar dalam ruang pembakaran yang berbentuk khusus pada
getaran sekitar 90 pulsa per detik. Gas hasil pembakaran keluar melalui pipa
yang lebih kecil dari ruang pembakaran.
Larutan
bahan kimia diujung resonator, lewat arus pulsa gas, kemudian pecah menjadi
jutaan partikel kecil, dihembuskan ke udara dalam bentuk kabut tebal.
Temperatur diujung resonator, tempat cairan bahan kimia mengalir berkisar
antara 40 sampai 60 derajat Celcius tanpa mengurai komposisi bahan aktif,
larutan bahan kimia yang terkena panas disini, tidak lebih dari 4 sampai 5 mili
detik. Oleh sebab itu bahan kimia yang peka terhadap panas dapat dipakai.
Pada
sistem kerja mesin pengabut ini, tidak ada bagian bagian suku cadang yang
bergerak. Tenaga listrik yang berasal dari 4 buah batu batere biasa, hanya
digunakan untuk menghidupkan mesin. Kalibrasi Tangki bahan bakar diisi dengan
bensin sebanyak volume tertentu,demikian juga tangki solusi diisi dengan solar
yang telah diberi pewarna dengan volume tertentu.
-
Pasang nozle sesuai
nomor/seri yang telah diten tukan. Demikian juga baterainya.
-
Tempatkan fog machine
pada lokasi yang telah ditentukan (sedapat mungkin hindarkan dari pengaruh
angin).
-
Tempatkan kertas saring
wathman didepan moncong fog machine dengan jarak yang berbeda-beda (±5- 100 m).
Jangan lupa tuliskan jarak dimaksud pada masing-masing kertas saring.
-
Hidupkan mesin dan buka
kran solusi. Catat waktu mulai mesin hidup danwaktu membuka kran solusi.
Biarkan mesin hidup dan kran solusi membukaselama 30 menit.
-
Amati dan catat :
kecepatan angin, suhu, kelemba ban, tinggi asap, jarak jangkauan asap.
-
Setelah 30 menit mesin
dimatikan, kemudian hitung jumlah bahan bakar dan solusi/solar yang digunakan
dengan rumus : Volume dipakai = Volume awal - Volume sisa.
-
Kertas saring wathman
diambil, kemudian masing- masing dihitung noda-nona partikel fog dengan
menggunakan mikroskop atau magnifier lens. Tentukan partikel fog per Cmý.
Kerjakan dengan cara yang sama untuk nozle yang lain.
Kelebihan swing fog ini adalah
dapapt menjangkau area yang cukup luas. Sedangkan kekurangan alat ini
yaitu hanya efektif selama beberapa saat, asap fogging mudah menguap karena
udara terlalu panas, dapat mengganggu saluran pernapasan, dan efek toksin
terhadap penyakitnya idak bertahan lama
b. Sprayer
Cangklong (Knapsack Sprayer)
Knapsack
sprayer atau dikenal dengan alat semprot punggung. Sprayer ini paling
umum digunakan oleh petani hampir di semua areal pertanian padi, sayuran, atau
diperkebunan.
Prinsip
kerjanya adalah larutan dikeluarkan dari tangki akibat dari adanya tekanan
udara melalui tenaga pompa yang dihasilkan oleh gerakan tangan penyemprot. Pada
waktu gagang pompa digerakan, larutan keluar dari tangki menuju tabung udara
sehingga tekanan di dalam tabung meningkat. Keadaan ini menyebabkan larutan
pestisida dalam tangki dipaksa keluar melalui klep dan selanjutnya diarahkan
oleh nozzle bidang sasaran semprot. Tekanan udara yang dihasilkan oleh pompa
diusahakan konstant, yaitu sebesar 0,7 – 1,0 kg/cm2 atau 10-15 Psi. Tekanan
sebesar itu diperoleh dengan cara mempompa sebanyak 8 kali. Untuk menjaga
tekanan tetap stabil, pemompaan dilakukan setiap berjalan 2 langkah pompa harus
digerakan sekali naik-turun. Kapasitas tangki knapsack sprayer bervariasi
berkisar antara 13, 15, 18, 20 tergantung mereknya. Contoh knapsack sprayer
antara lain Merek Solo, Hero, CP 5, Matabi, Berthoud, dan PB.
c. Hand
Sprayer
Fungsi
utama dari suatu sprayer adalah memecah cairan menjadi tetes - tetes dengan
ukuran yang efektif untuk didistribusikan secara merata di atas permukaan atau
ruang yang harus dilindungi. Fungsi lain adalah mengatur banyaknya pestisida
untuk menghindarkan pemberian yang berlebihan yang terbukti bersifat merusak
atau merupakan pemborosan. Sedangkan tujuan utama dari penyemprotan obat anti
hama dengan menggunakan sprayer adalah untuk melindungi tanaman dari jasad
pengganggu dalam batas-batas yang menguntungkan petani.
Alat
semprot ini memiliki prinsip sama dengan sprayer semi otomatis namun dalam
ukuran mini dan tanpa tabung khusus sebagai penyimpan tekanan, dengan kata
lain tidak memiliki cadangan tekanan. Fungsi dari alat ini adalah untuk
aplikasi pestisida cair atau pestisida yang dilarutkan dengan air.
d. Sprayer
Gendong (Semi-Automatic Sprayer)
Prinsip
kerja dari alat ini adalah memecah cairan menjadi butiran partikel halus yang
menyerupai kabut. Dengan bentuk dan ukuran yang halus ini maka pemakaian
pestisida akan efektif dan merata ke seluruh permukaan daun atau tajuk tanaman.
Biasanya dilakukan proses pembentukan partikel dengan menggunakan tekanan
(hydraulic atomization) untuk memperoleh butiran halus, yaitu tekanan dalam
tabung khusus dipompa sehingga mempunyai tekanan yang tinggi, dan akhirnya
mengalir melalui selang karet menuju ke alat pengabut bersama dengan cairan.
Cairan dengan tekanan tinggi dan mengalir melalui celah yang sempit dari alat
pengabut, sehingga cairan akan pecah menjadi partikel-partikel yang sangat
halus.
Kelebihan
dari alat ini adalah mampu menampung kapasitas air sampai 16-18 liter dan
terbuat dari logam besi. Sedangkan kekurangannya adalah komponen-komponen
sprayer yang sering mengalami kerusakan diantaranya ialah batang torak mudah
patah, paking karet sering sobek, katup bocor, ulir aus, selang penyalur
pecah, nozzle dan kran sprayer mudah rusak, tabung pompa bocor, dan tali
gendong putus (Novizan, 2002).
G. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum Pengenalan Alat
Aplikasi Pestisida yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pestisida
adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang
digunakan untuk mengendalikan berbagai hama.
2. Pestisida
memiliki kemampuan membasmi organisme selektif (target organisme), dengan
adanya pestisida ini petani sangat terantu dalam mencegah serangan hama dan
penyakit yang mengganggu hasil panen produk petani baik pada pratanam, tanam,
pemeliharaan, panen, sampai pasca panen keberadaan pestisida ini memiliki andil
besar untuk mempertahankan produk
pertanian.
3. Dalam
mengaplikasikan pestisida, diperlukan alat yang dapat memudahkan petani untuk
mengendalikan penyakit pada tanaman tersebut.
4. Alat
yang digunakan untuk aplikasi pestisida banyak macamnya, seperti yang digunakan
sebagai bahan amatan praktikum ini yaitu mesin foging, hand sprayer, dan semi
automatic sprayer.
5. Dengan
adanya macam-macam bentuk dan jenis alat aplikasi pestisida maka cara
penggunaannya juga berbeda sesuai dengan fungsi dan kegunaan setiap alat.
DAFTAR
PUSTAKA
Agrios, George W. (1996). Ilmu Penyakit Tumbuhan Edisi Ketiga. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Dewi, Saputri Indah. (2017). Pengenalan Alat Aplikasi Pestisida. [online].
http://whiteer.blogspot.co.id/2017/03/pengenalan-alat-aplikasi-pestisida.html
Diakses pada 4 Juni 2017
Djojosumarto, Panut. (2008). Pestisida dan Aplikasinya. Jakarta:
PT Agromedia Pustaka.
Ekha, Isuasta. (1988). Dilema pestisida. Yogyakarta: Kanisius
Endah. (2005). Mengendalikan Hama dan Penyakit Tanaman.
Agromedia Pustaka: Jakarta
Novizan. (2002). Petunjuk Pemakaian Pestisida. Agro Media
Pustaka: Jakarta Selatan
Pirdaus, Ismail. (2015). Pengenalan Alat-alat Aplikasi Pestisida. [online]
http://agroteknologiunila.blogspot.co.id/2015/04/pengenalan-alat-alat-aplikasi-pestisida.html
Diakses pada 4 Juni 2017
Pracaya. (2008). Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman.
USU Press: Medan.
Widianto, R. (2001). Petunjuk Penggunaan Pestisida. Penebar
Swadaya: Jakarta.
![adsense 336x280 adsense 336x280](https://2.bp.blogspot.com/-20IUI16UYfo/VsraTt2CRpI/AAAAAAAAB10/FKzsnv6LSq0/s1600/adsense336x280.png)
0 Response to "Laporan Praktikum OPT Pengenalan Alat Aplikasi Pestisida "
Post a Comment